INFO NASIONAL - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis, 17 Juni 2021.
Kehadiran keduanya untuk Gerakan Panen Porang. Turut hadir juga Anggota Komisi IV DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Madiun Ahmad Dawani, serta jajaran pejabat Kementan.
Mentan Syahrul dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan. "Arahan dan perintah Bapak Presiden sudah jelas. Kita harus hand to hand menghadapi pandemi ini. Dan kita ketahui, pertanian selama pandemi menjadi andalan," katanya.
Porang Indonesia berhasil menembus pasar Tiongkok, Jepang, Taiwan, hingga Korea Selatan. Sepanjang 2019, nilai ekspor porang ditaksir sebesar 11.721 ton dengan nilai Rp. 644 miliar. Sementara di 2020, nilai ekspornya sebesar 20.476 ton dengan nilai Rp. 924,3 miliar.
Meskipun demikian, selama ini Indonesia baru bisa memenuhi 20 persen dari kebutuhan porang dunia. Dalam beberapa waktu mendatang, peluang dan potensi ekspor porang ke pasar global kian membesar.
Menurut Syahrul yang akrab dipanggil 'Komandan' ini, selama pandemi Covid-19, kinerja sektor pertanian, sudah memberikan bukti nyata bagi perekonomian nasional. "Saat Covid, pertanian tumbuh 16,4 persen. Tahun lalu, ekspor pertanian 15,4 persen. Sekarang ini, di triwulan satu, 16,3 persen," katanya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementan untuk pengembangan porang di wilayahnya. "Support Kementan sangat besar. Kita disiapkan KUR. Tahun ini alokasi KUR cukup besar. Dan kita sudah launching KUR untuk petani porang di pendopo Kabupaten Madiun," ujarnya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan pengembangan porang di sektor hilirisasi dibawah koordinasi Universitas Brawijaya sebagai Center of Excellence (CoE). Harapannya, ada teknologi pangan baru sehingga bisa membuka akses pasar lebih luas lagi.
Sementara itu, Menko Muhadjir berpesan untuk menjamin keberlangsungan hidup para petani porang. "Ketika porang mengalami proses marketisasi melalui pasar domestik maupun internasional, harus menjamin petani porang sejahtera. Jangan sampai porang semakin besar tapi kesejahteraan petaninya tidak terangkat bahkan bisa terpuruk," katanya.(*)