TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron, mengeluhkan kondisi warga di Kabupaten Bangkalan yang sulit diajak bekerja sama menangani lonjakan kasus Covid-19. Hal itu ia sampaikan kepada Menko Polhukam Mahfud Md dalam acara Silaturahmi dengan alim ulama dalam rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, kemarin.
Ia menyatakan sebagian besar masyarakat tidak mau ke rumah sakit. Warga baru berangkat ke rumah sakit saat kondisi sudah parah, yang malah berujung kepada kematian. Sehingga muncul kesimpulan, jangan ke rumah sakit karena pasti mati.
“Sebagian besar tidak mau swab. Bahkan ada tiga pesantren yang mau di swab, satu pesantren gagal karena semua santrinya kabur,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dibagikan Humas Kemenko Polhukam, Rabu, 16 Juni 2021.
Menanggapi kondisi tersebut, Menko Mahfud Md ingin menggunakan pendekatan lokal. Ia meminta bantuan para kiai untuk menyadarkan masyarakat karena tokoh alim ulama itu yang paling menjadi panutan dan paling didengar dan dipatuhi masyarakat.
“Jangan kita masih anggap Covid itu main-main, lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus,” ujar Mahfud.
Pemerintah menurutnya, bukan tidak berbuat apa-apa, pemerintah melakukan kebijakan serta sudah berdialog dan meminta pendapat ulama seperti NU, Muhammadiyah dan MUI. “Namun masyarakat kita ini, apalagi di Bangkalan, kalau tokoh agama mencontohkan dan bicara, mereka pasti ikut,” ujar Mahfud.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam acara itu berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mempertemukan para pemangku kepentingan terkait penanganan Covid-19.
"Karena lonjakan Covid di Bangkalan, terkoneksi langsung dengan Surabaya, antara lain karena Suramadu," ujarnya.
Kasus Covid-19 di Jawa Timur saat ini sebanyak 2.731 kasus atau meningkat 80 persen sejak awal lebaran. Kasus aktif di Bangkalan melonjak menjadi terbanyak di Jatim saat ini, yakni mencapai 451 kasus.
Baca juga: Uji Varian Covid-19 dari Bangkalan, Peneliti Kesulitan Menyimpulkan
DEWI NURITA