TEMPO.CO, Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan menjadi dua tokoh paling dikenal oleh publik. Sebanyak 98 persen responden menyatakan tahu Prabowo, sedangkan 83 persen menyatakan tahu Anies Baswedan.
"Prabowo Subianto dikenal oleh hampir semua pemilih, tapi kurang diikuti sikap suka pemilih. Anies juga sudah dikenal luas oleh pemilih, tapi yang suka Anies lebih rendah," kata manajer program SMRC Saidiman Ahmad dalam rilis hasil survei, Ahad, 13 Juni 2021.
Dari 98 persen yang tahu Prabowo, hanya 78 persen responden yang menyatakan suka pada sosok Menteri Pertahanan tersebut. Adapun tingkat kesukaan terhadap Anies sebesar 75 persen dari 83 persen responden yang menyatakan tahu sosok Gubernur DKI Jakarta itu.
Berikutnya, lanjut Saidiman, Sandiaga Uno sudah dikenal luas pemilih (83 persen) dan cenderung lebih disukai pemilih (85 persen). Sebaliknya, ada nama-nama yang tingkat popularitasnya jauh lebih rendah tapi tingkat kedisukaannya (likeability) jauh lebih tinggi.
Mereka ialah Khofifah Indar Parawansa (tahu 48 persen, suka 81 persen), Tri Rismaharini (54 persen, tahu 65 persen), Ganjar Pranowo (tahu 57 persen, suka 84 persen), dan Ridwan Kamil (tahu 65 persen, suka 85 persen).
"Karena untuk dipilih seorang yang dikenal harus disukai maka untuk sementara yang paling kompetitif untuk dikampanyekan adalah Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Khofifah," kata Saidiman.
Saidiman mengatakan, tingkat kedikenalan mereka potensial menaikkan elektabilitas. Apalagi, tingkat resistensi terhadap mereka relatif lebih kecil dibanding nama-nama lain.
"Nama-nama itu kalau disosialisasikan secara intensif kemungkinan akan mendapat elektabilitas lebih baik daripada nama-nama lain," ujar Saidiman.
Dari survei ini, SMRC juga memotret tingkat elektabilitas para tokoh tersebut sebagai calon presiden. Dari sejumlah simulasi, nama Prabowo Subianto bertengger di posisi teratas dengan elektabilitas minimal 20 persen. Di posisi berikutnya ada nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Ridwan Kamil.
Namun SMRC membandingkan pola ini dengan kondisi tahun 2011, atau tiga tahun menjelang Pemilu 2014. Tanpa adanya inkumben ketika itu, kata Saidiman, tidak ada nama kandidat yang benar-benar dominan elektabilitasnya ketimbang nama-nama lawannya.
"Apakah 2024 pola yang sama akan terjadi seperti 2014? Analisis hubungan "tahu" dan elektabilitas sebagian menjawab pertanyaan tersebut," kata Saidiman.
Survei ini digelar pada 21-28 Mei 2021 melibatkan 1.072 responden. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar 3,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.