TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengakui bahwa ada rasa kecewa pasca kekalahan di Pemilihan Presiden 2019 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski begitu, ia menegaskan hal ini tak serta merta membuatnya menolak jabatan menteri yang ditawarkan padanya.
"Kecewa pasti ada. Manusiawi. Tapi kita kan commit-nya kan mengabdi untuk Merah Putih," kata Prabowo dalam siniar di akun YouTube Deddy Corbuzier, Ahad, 13 Juni 2021.
Dalam siniar itu, Prabowo mengatakan bagi dia, pertarungan di Pilpres 2029 dengan Jokowi hanya sebatas rival dalam satu kompetisi. Ia dan Jokowi, kata dia, sama-sama punya tujuan untuk mengabdi pada negara.
Ia mengatakan belajar dari sejarah Jepang, saat dua panglima perang Hideyoshi Toyotomi dan Tokugawa Ieyasu. Keduanya yang sama-sama punya pasukan perang kuat dan nyaris berperang satu sama lain.
Namun sebelum perang, Hideyoshi mengatakan bahwa perang tak dibutuhkan. Perang, kata dia, hanya akan membuat banyak orang tua di Jepang kehilangan anaknya.
Jika sama-sama memiliki tujuan memajukan Jepang, mereka seharusnya maju bersama-sama dan bukan malahan berperang. "Itu bagi saya sangat besar pelajaran. Itu logika sebenarnya," kata Prabowo.
Ia pun mengaku belajar dari Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln, yang menunjukkan lawan politiknya, William H. Seward sebagai Sekretaris Negara di kabinetnya. Menurut Prabowo, meski keduanya sama-sama tak menyukai satu sama lain, Abraham meminta Seward untuk tak mengabdi padanya, tapi pada negara.
"Kalau sama-sama mau mengabdi untuk Indonesia, kok harus melawan. Kan lebih baik dua-duanya kerja sama mengabdi bagi Merah Putih," kata Prabowo.
Prabowo pun mengatakan di lingkaran Jokowi pun ia yakin banyak yang tak sepakat dengan penunjukan dirinya sebagai Menteri Pertahanan. Tak hanya dia sendiri yang harus menurunkan ego dengan menerima tawaran itu, tapi juga Jokowi yang kemudian menurunkan egonya dengan menawari Prabowo jabatan itu.
"Karena kita kan untuk Merah Putih. Jadi di situ. Kita kasih pelajaran," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengakui banyak yang menolak pilihannya ini. Di tingkat partai dan para pendukungnya, Prabowo Subianto mengaku sudah menjelaskan alasan pilihannya menerima posisi menteri di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Prabowo Subianto dan Connie Rahakundini Bertemu di Kemenhan, Bahas Apa?