TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan memuji sikap korban perempuan yang diduga dilecehkan oleh penyiar radio Gofar Hilman. Meski begitu, Komnas juga menyoroti sikap lingkungan di sekitar Gofar yang terkesan mendukung pelecehan itu.
"Hal yang juga memprihatinkan adalah sikap sejumlah pihak yang menyetujui dan menyemangati tindakan itu dengan pernyataan-pernyataan yang semakin melecehkan korban," ujar Komnas Perempuan lewat keterangan tertulis, Kamis, 10 Juni 2021.
Komnas mengatakan kondisi serupa ini sebetulnya kerap ditemukan dalam banyak kasus pelecehan seksual di ruang publik. Hal ini kerap menjadi penghambat bagi korban untuk dapat melaporkan kasusnya sedari awal.
Selain itu, Komnas Perempuan mengatakan pada perempuan kerentanan pada pelecehan seksual dan untuk disalahkan atas tindak tersebut berakar pada diskriminasi berbasis gender. Hal ini kerap menyebabkan perempuan dalam posisi subordinat dan obyek seksual.
"Posisi perempuan sebagai simbol moralitas di dalam masyarakat patriarkis juga digunakan untuk melemahkan korban," kata Komnas.
Dengan posisi tersebut, perempuan cenderung gampang disalahkan dengan menggunakan latar belakang, gerak gerik, dandanan, cara busana dan lingkungan pergaulannya sebagai alasan pembenar tindak pelecehan seksual.
Sebelumnya seorang pengguna Twitter mengaku dilecehkan oleh Gofar Hilman. Pelecehan seksual yang dialami terjadi pada Agustus 2018 dalam sebuah acara di Malang. Akun @quween**** menceritakan dugaan pelecehan seksual yang dialaminya, pada Selasa malam, 8 Juni 2021.
Baca juga: Dugaan Pelecehan Oleh Gofar Hilman, Komnas Perempuan Minta Jangan Sudutkan Korban