TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menanggapi isu yang memasangkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Dasco mengatakan, partainya baru akan membahas duet pencalonan di Pilpres 2024 setelah tahun 2023.
"Duet-duet itu bagi Gerindra baru akan bicara pada tahapan-tahapan itu setelah 2023," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 Juni 2021.
Dasco mengatakan boleh saja ada yang mewacanakan duet Megawati dan Prabowo untuk Pilpres 2024. Dua tokoh itu pernah maju berpasangan sebagai calon presiden-wakil presiden di Pemilu 2009.
Meski begitu, Dasco mengatakan Megawati dan Prabowo telah lama bersahabat. Ia pun meminta persahabatan itu tak ditafsirkan ke arah yang bisa membuat suasana tidak kondusif.
"Jangan setiap kemudian persahabatan sudah lama kemudian dibuat penafsiran-penafsiran yang katakanlah nanti membuat suasana tidak kondusif," kata Dasco.
Isu menduetkan Megawati dan Prabowo mencuat kembali setelah potret kedekatan kedua ketua umum tersebut belakangan ini. Pada Ahad lalu, 6 Juni 2021, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo meresmikan patung Sukarno di halaman kantor Kementerian Pertahanan. Megawati hadir dalam peresmian itu.
Lalu pada Jumat mendatang, Universitas Pertahanan, yang berada di bawah Kemenhan, bakal menganugerahkan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) kepada Megawati. Pemberian gelar itu disebut tak terlepas dari kepemimpinan Megawati dalam menghadapi krisis multidimensi di era pemerintahannya.
Dalam sejumlah kesempatan sebelumnya, petinggi Gerindra menyatakan akan meminta Prabowo maju kembali sebagai calon presiden di 2024. Sedangkan dari PDIP, nama putri Megawati, Puan Maharani digadang-gadang oleh sejumlah kader untuk maju di pilpres 2024.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca: PDIP Jelaskan Rekaman Suara yang Analogikan Puan Maharani Teh Botol Sosro