TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menganggap wajar jika pertemuan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dikaitkan urusan Pilpres 2024.
Kamhar mengatakan AHY dan Emil, sapaan Ridwan, sama-sama figur pemimpin muda yang namanya masuk dalam bursa survei calon presiden 2024.
"Jika pertemuan keduanya dikait-kaitkan dengan Pemilu 2024 sah-sah saja karena keduanya adalah figur pemimpin muda yang terekam di semua lembaga survei," kata Kamhar ketika dihubungi, Ahad, 6 Juni 2021.
Kamhar tak membantah ada pembicaraan politik antara AHY dengan Emil yang bertemu pada Jumat, 4 Juni 2021. AHY, kata Kamhar, menegaskan dukungan Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat kepada Ridwan Kamil.
Menurut Kamhar, Emil juga mendukung AHY. Ia mengungkit pernyataan terbuka Emil saat Demokrat diterpa isu kudeta yang melibatkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko beberapa waktu lalu.
Kamhar menyebut pertemuan dengan Emil adalah bagian dari agenda AHY menggelar 'silaturahmi 360 derajat'. Ia mengatakan, pada Ramadan lalu, AHY juga bersilaturahmi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah memberikan arahan kepada anggota Fraksi Demokrat di DPRD DKI.
Kamhar berujar, AHY menegaskan dukungan kepada Anies dalam membangun Ibu Kota. Ia mengatakan pola pertemuan dengan Ridwan Kamil pun serupa dengan ini. "Ketum menyelaraskan dan menegaskan dukungan kepada Pemprov dalam membangun Jawa Barat," ujar Kamhar.
Kamhar mengatakan 'silaturahmi 360 derajat' adalah pertemuan dengan semua pihak baik di tingkat nasional maupun daerah. Ia menyebut AHY akan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh politik, masyarakat sipil, pelaku ekonomi, pakar, tokoh agama, pemuda, tokoh perempuan, kaum buruh, dan sebagainya.
Setelah ini, kata Kamhar, AHY juga berencana mengunjungi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur serta menemui para kepala daerah di sana. "Insya Allah ada lagi, ke Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur," ucapnya.
Baca juga: Demokrat di Luar Pemerintahan, AHY: Tak Buruk, Justru Sehat untuk Demokrasi