INFO NASIONAL – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ekspor sebanyak tiga kontainer dari CV Coconut Internasional Indonesia tersebut bernilai USD 35.000 per kontainer. "Ekspor briket ini harus didukung dari sisi pembiayaan dan pendampingan agar volumenya terus meningkat," ujar Teten saat memberikan sambutan, Senin, 31 Mei 2021.
Dia mengatakan, potensi ekspor UMKM sangat besar apabila tiap daerah bisa fokus pada produk-produk unggulan UMKM yang hendak dikembangkan. Misalnya Sulawesi Selatan, memiliki banyak produk unggulan mulai dari produk kelautan, pertanian, kopi, dan kakao. "Jika tiap daerah bisa melakukan identifikasi produk unggulan dan secara serius melakukan pendampingan bagi tiap UMKM, ekspor akan meningkat," kata Teten.
Sebab itu, diperlukan sinergi semua pihak, mulai dari perbankan lewat Himbara, Pemda, BUMN, dan pemerintah pusat. Saat ini, ekspor UMKM masih 14 persen dari volume ekspor nasional dan ditargetkan mencapai 17 persen pada 2024.
Teten menegaskan, Kemenkop UKM terus mempersiapkan ekosistem yang mendukung UMKM go global. Ikhtiar itu dilakukan mulai dengan pembinaan UMKM lewat pendampingan model inkubasi. "Pendampingan dilakukan secara profesional mulai dari peningkatan produksi, kurasi sampai dapat sertifikasi yang dibutuhkan di negara tujuan ekspor," ujarnya.
Menkop UKM juga mendorong perbankan menyalurkan pembiayaan bagi UMKM dengan porsi yang lebih besar. Penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM baru mencapai 19,8 persen. Masih sangat rendah dari porsi kredit ideal 30 persen kepada UMKM. Teten mengharapkan perbankan dapat mengubah pendekatan penyaluran kredit dari pendekatan aset ke cashflow.
"Bank harus berubah, untuk menyalurkan kredit jangan lagi hanya mengutamakan pendekatan aset, lihat juga track record cashflow. Buat apa aset banyak kalau cashflow rendah," katanya.
Menteri Teten sangat mengharapkan tidak ada UMKM yang terganjal pembiayaan untuk meningkatkan produksi dan ekspor. Pemerintah melalui kebijakan KUR terus menyalurkan kredit yang lebih besar kepada UMKM.
Kebijakan KUR bagi kredit mikro juga semakin dipermudah dengan meningkatkan nilai kredit tanpa agunan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta. Bahkan kelak, lewat KUR dapat menyalurkan kredit hingga Rp 20 miliar bagi UMKM. Di samping itu, ada LPDB yang juga mendukung pembiayaan untuk koperasi produksi.
Pemilik CV Coconut Internasional Indonesia Asriani mengatakan permintaan ekspor briket ke Timur Tengah mencapai 10-20 kontainer per bulan. Akan tetapi, perusahaan hanya bisa memenuhi 3-5 kontainer per bulan karena terkendala modal kerja.
"Kami sebenarnya bisa meningkatkan produksi lima kali lipat, kapasitas mesin bisa memproduksi hingga dua kontainer per hari. Akan tetapi, kami belum bisa mewujudkannya karena modal usaha terbatas," kata Asriani. Pada kesempatan tersebut, diai menandatangani kerja sama pembiayaan dengan Bank Mandiri.
Acara pelepasan ekspor turut dihadiri Sekda Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat Gani, Dirut LPDB-KUMKM Supomo, dan perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. (*)