TEMPO.CO, Jakarta - Menempati rumah seorang pengurus di kawasan Karang Menjangan Surabaya, sekretariat Dewan Pengurus Wilayah Gema Puan Maharani Nusantara atau GPMN Jawa Timur itu sering terlihat sepi. Selain karena suasana pandemi, belum ada rapat pengurus tingkat provinsi yang digelar sejak organisasi relawan itu dideklarasikan di sebuah cafe di Surabaya pada Oktober tahun lalu.
“Memang belum ada konsolidasi secara tatap muka lagi sejak Oktober 2020, mengingat situasinya masih rawan (pandemi),” kata Ketua GPMN Jawa Timur Marsiswo Dirgantoro saat dihubungi, Kamis, 27 Mei 2021.
Saat dihubungi ulang Senin, 31 Mei 2021, Marsiswo yang tinggal di Kabupaten Madiun itu berujar memang tak bisa setiap saat menengok sekretariat. Ia baru ke Surabaya jika ada agenda rapat pengurus. “Kami memilih sekretariat di Surabaya karena kan mudah dijangkau dari mana saja,” katanya.
Marsiswo mengklaim GPMN Jawa Timur telah membentuk kepengurusan di 38 kabupaten/kota. Di daerah-daerah basis PDI Perjuangan, seperti Malang, Madiun, Ngawi, Kediri, Ponorogo, Tulungagung dan Blitar, kepengurusan bahkan telah terbentuk sampai ke tingkat kecamatan.
Adapun di kawasan Tapal Kuda, mereka masih kesulitan membentuk kepengurusan sampai tataran kecamatan. “Tapal Kuda kan dikenal daerah hijau, jadi kami agak sulit cari pengurus kecamatan. Kalau di daerah basis, daerah merah, banyak kader kecamatan yang suka rela mau jadi pengurus,” kata Marsisto yang mengaku pernah aktif di gerakan mahasiswa 1998 itu.
Marsiswo menjelaskan selama ini kegiatan GPMN mengangkat citra Puan Maharani dilakukan melalui darat dan medsos. Mereka telah membagi tim untuk keperluan itu. Di jagat maya, tiap-tiap pengurus diwajibkan punya akun medsos untuk men-share berita-berita positif tentang Puan. Namun karena belum waktunya kampanye, strategi mempromosikan Puan sebagai capres 2024 tersebut untuk sementara dilakukan dengan cara “nebeng” mendukung program-program pemerintah yang prorakyat, seperti bantuan sosial.
Prakteknya, GPMN turut merekomendasikan nama-nama masyarakat yang dianggap layak menerima bantuan sosial kepada pemerintah daerah. Menurut Marsiswo, sebagian nama masyarakat yang direkomendasikan GPMN, diakomodasi oleh pemda. “Nah, di situ kami masuk mempromosikan Mbak Puan sebagai calon presiden, istilahnya kami ingin membumikan Mbak Puan pada masyarakat,” katanya.
Marsiswo menuturkan GPMN merupakan gerakan spontanitas masyarakat untuk mendorong Puan sebagai calon presiden. Awalnya, kata dia, gerakan ini terbentuk tanpa diketahui oleh Puan. Setelah didengar Puan, Ketua DPR itu sempat khawatir GPMN dianggap terlalu dini berkampanye. “Kami jelaskan bahwa strategi kami bukan kampanye, tapi mendukung program pemerintah. Akhirnya beliau mempersilakan asal tujuannya positif. Struktural PDI Perjuangan pun akhirnya tahu GPMN,” kata Marsiswo.
Ketua GPMN Surabaya Sukma Sahadewa enggan merespons saat dimintai tanggapan kegiatan relawan Puan di Surabaya. Menurut dia, belum saatnya hal itu dia komentari. “Belum saatnya bagi saya berkomentar, nggih (ya),” ujar Sukma melalui pesan pendek.
Sekretaris PDI Perjuangan Kota Surabaya Baktiono juga tak mau berpolemik tentang rivalitas Puan Maharani dan Ganjar Pranowo di dunia politik, termasuk kegiatan para relawannya. “Kita tunggu saja siapa yang akan direkomendasikan (sebagai capres) oleh Ibu Ketua Umum Megawati,” kata Baktiono.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Puan Maharani Punya Jasa Besar saat Saya Maju Gubernur