TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah tengah berupaya mengantisipasi agar virus Covid-19 khususnya varian baru B.1617.2 tidak semakin meluas penyebarannya di Indonesia. Menurutnya, varian ini lebih ganas dan memiliki laju penularan lebih cepat.
"Sekarang setiap kali ada isu, ada kemungkinan potensi sumber penyebaran dari varian-varian baru harus langsung segera ditangani," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Mei 2021.
Varian B.1617.2 ditemukan di Cilacap, Jawa Tengah. Varian dari India itu pertama kali ditemukan dari anak buah kapal (ABK) asal Filipina yang berlabuh di pelabuhan di Cilacap. Ditemukan ada 14 kasus mutasi setelah dilakukan screening terhadap ABK Filipina. Dari 14 kasus mutasi tersebut, sebanyak 33 tenaga kesehatan RSUD Cilacap ikut tertular saat menangani para ABK.
Muhadjir mengatakan, saat ini belum ada tanda-tanda penyebaran secara luas virus corona varian baru itu. Namun demikian, menurutnya, sumber-sumber penularan virus varian baru harus diwaspadai. Saat ini, pemerintah memberi perhatian khusus pada pergerakan orang dari perbatasan Kalimantan dan khususnya dari Sumatera yang kemungkinan bisa menjadi pintu masuk varian virus corona baru.
"Karena dari Sumatera itu banyak sekali pekerja migran kita maupun sanak-saudaranya yang melakukan penyeberangan lewat jalur tidak resmi sehingga di luar pengendalian kita," kata Muhadjir.
Selain itu, pemerintah masih mewaspadai arus balik mudik lebaran, terutama dari Sumatera. Pergerakan bus setiap harinya, ungkap Muhadjir, hampir 500 bus, dan belum semuanya kembali ke Jawa.
"Kapolda Sumatera Selatan dan Lampung juga meminta untuk diperpanjang untuk melakukan pencegatan, pemeriksaan, dan penindakan mereka yang akan menyeberang kembali ke Jawa," ujar Muhadjir Effendy.