TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai Partai Gerindra sedang 'cek ombak' dengan melempar wacana mengusung kembali Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Kelihatannya Gerindra sedang cek ombak, ingin melihat sebesar apa respon publik atas wacana tersebut," ujar Ujang saat dihubungi, Jumat, 28 Mei 2021.
Menurut Ujang, Gerindra tak mungkin hanya punya satu skenario menuju Pilpres 2024. "Apakah mungkin Prabowo-Puan? Bisa jadi, bisa juga tidak. Semua masih belum jelas, masih sumir, karena elektabilitas capres juga belum ada yang menyentuh 70 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra menyebut ada peluang partainya berkoalisi dengan PDIP di Pilpres 2024, mengingat hubungan baik antara ketua umum dua partai tersebut, yakni Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.
"Sejak beliau (Prabowo) belum ditetapkan sebagai Menteri Pertahanan dan sampai sekarang hubungan itu baik, tidak ada masalah. Dan itu menjadi sebuah kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDIP," kata Muzani, kemarin.
Kendati demikian, Muzani mengatakan bahwa saat ini belum ada pembicaraan resmi mengenai koalisi dengan PDIP soal Pilpres 2024.
Sejauh ini, kata Muzani, pada kader Gerindra masih menginginkan Prabowo menjadi calon presiden pada 2024. Sikap politik tersebut salah satunya berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei yang menyatakan bahwa elektabilitas Prabowo cukup tinggi. Namun demikian, lanjut Muzani, Prabowo belum memutuskan sikap akan maju lagi atau tidak. Prabowo ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan.
"Pak Prabowo mengatakan, beri kesempatan beliau untuk mengabdi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan Presiden sebagai Menteri Pertahanan, kemudian pada waktunya akan menjawab apa yang diminta seluruh kader," tuturnya.
