TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) bersama Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama menggelar konferensi pers untuk menyikapi konflik antara Israel dan Palestina, Selasa, 18 Mei 2021. Mereka berharap pernyataan sikap itu dapat mendorong kelompok lain untuk ikut menyuarakan penghentian konflik.
"Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil khususnya anak-anak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya," ujar Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center, Budi Setiawan, yang merupakan salah satu LSM yang tergabung dalam IHA.
Mereka mendesak agar konflik tidak menjadikan masyarakat sipil yang tidak bersenjata (non kombatan) dan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah dan rumah ibadah menjadi sasaran. Apalagi belakangan, serangan juga ditujukan ke gedung tempat beraktivitasnya media-media yang ada di Jalur Gaza.
IHA dan para tokoh lintas agama sama-sama mengutuk keras tindakan Israel kepada Palestina. Sebagai organisasi kemanusiaan, mereka pun berupaya membantu warga sipil yang terdampak melalui berbagai bantuan kemanusiaan.
"Kami mendorong seluruh otoritas terkait baik PBB, Israel dan Palestina termasuk negara di sekitar Palestina untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan para pekerja kemanusiaan, pekerja medis, dan pekerja media dalam menjalankan tugas kemanusiaan," kata Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance, Muhammad Ali Yusuf.
Selain itu, mereka juga mendorong Pemerintah Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB untuk menjalankan upaya-upaya diplomatik sekaligus sebagai juru damai dengan melibatkan partisipasi organisasi multilateral seperti ASEAN, OKI dan Gerakan Non Blok sehingga konflik dapat segera diselesaikan.