TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah mencatat ada 1,5 juta orang yang keluar dari Jakarta pada masa mudik lalu dan kembali saat arus balik. Dari jumlah itu, ia mengatakan 440 ribu di antaranya bergerak ke Sumatera dan 1.023.290 mudik masih di Pulau Jawa.
"Inilah yang dalam dua minggu ke depan kita monitor dan mudah-mudahan tidak menimbulkan kenaikan kasus," kata Airlangga dalam konferensi pers daring, Senin, 17 Mei 2021.
Untuk mengantisipasi arus balik mereka kembali, Airlangga mengatakan pemerintah akan memberlakukan random tes untuk beberapa provinsi yang menuju Jakarta di Jawa. Selain itu, ia menyebut Presiden Joko Widodo juga telah memberi arahan untuk memperkuat PPKM mikro, baik di tempat mereka berangkat maupun di tempat tujuan di Jakarta.
Khusus kedatangan arus balik dari Sumatera, pemerintah akan memberi perhatian khusus. Airlangga mengatakan tingginya keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) di sejumlah provinsi di sana dan banyak kasus varian baru Covid-19 di Sumatera, membuat pemerintah akan melakukan antisipasi lebih.
"Yang dari Sumatera akan dilakukan mandatory check di Pelabuhan Bakauheni dan di tempat mereka berangkat. Kita berharap mereka yang masuk ke Jawa terutama di wilayah yang naik itu sudah aman dari Covid-19," kata Airlangga.
Antisipasi ini disebut Airlangga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya lagi lonjakan kasus di Indonesia. Terlebih selama masa lebaran tahun ini, mobilitas warga juga terhitung tetap tinggi.
Dari data pemerintah, Airlangga menyebutkan sejumlah provinsi mencatatkan mobilitas penduduk yang tinggi. Maluku Utara mencatatkan kenaikan mobilisasi penduduk hampir 100 persen, sementara Sulawesi Barat 74 persen, dan Gorontalo 72 persen. "Seminggu sebelum lebaran dan empat hari di weekend saat lebaran yang kenaikannya 38-100 persen terutama di Jakarta, Subang dan Pangandaran," kata Airlangga.
Baca: Tes Antigen di Pos Penyekatan Cikampek, 72 dari 13.675 Orang Reaktif