TEMPO.CO, Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menganugerahi enam personel KRI Nanggala-402 dengan tanda jasa Adibhakti Sanapati, Selasa, 4 Mei 2021. Keenam prajurit itu diketahui adalah insan persandian Indonesia.
Mereka adalah Sertu Kom Achmad Faisal (Ahli Sandi Tingkat 1), Sertu Kom Willy Ridwan Santoso (Ahli Sandi Tingkat 1), Lettu laut (P) Muhadi (Penunjang Ahli Sandi). Lalu Serda Kom Purwanto (Penunjang Ahli Sandi), Serda Kom Eko Prasetyo (Penunjang Ahli sandi), Kls Isy Raditaka Margiansyah (Penunjang Ahli Sandi).
"Mereka merupakan prajurit yang bertugas sebagai operator peralatan sandi dan bertanggung jawab terhadap komunikasi kapal selam," kata Kepala BSSN Letnan Jenderal (Purn) Hinsa Siburian, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Mei 2021.
Tanda jasa Adhibakti Sanapati merupakan penghargaan tertinggi di bidang persandian yang diberikan kepada personel persandian atas jasa dan dharma bakti yang luar biasa sepanjang hidupnya kepada bangsa dan negara di bidang keamanan siber dan/atau persandian.
Hinsa mengatakan keenam prajurit itu pernah melaksanakan pendidikan sandi dan telah menjadi bagian dari keluarga besar Persandian Indonesia.
Sesuai dengan Perpres Nomor 28 tahun 2021, Hinsa mengatakan BSSN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang keamanan siber dan sandi serta menjalankan fungsi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang persandian.
Pelaksanaan tugas BSSN tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk dukungan penuh pada pelaksanaan kegiatan persandian di jajaran TNI oleh sebuah unit khusus (Unit Persandian) dan diawaki oleh personel Sandi yang telah dididik dan dilatih khusus dalam pengamanan informasi rahasia.
“Kami keluarga besar BSSN menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya seluruh awak KRI Nanggala-402 termasuk insan Sandi yang bertugas menjamin komunikasi rahasia kapal perang RI yang menjadi garda terdepan kedaulatan NKRI," kata Hinsa.
KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan Utara Bali pada 21 April 2021 lalu, saat tengah berlatih menembakkan torpedo. Ada 53 kru di dalamnya dinyatakan tewas.
Baca juga: Ini Persoalan Teknis yang Sulitkan Evakuasi KRI Nanggala