TEMPO.CO, Jakarta - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta Panglima TNI dan Kapolri mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap Kepala BIN Daerah Papua, Brigradir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya, oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Segera diusut tuntas dalam rangka penegakan HAM, bukan karena pembalasan dendam," kata Humas PGI Philip Situmorang dalam keterangannya, Selasa, 27 April 2021.
PGI juga meminta Panglima TNI dan Kapolri mengawasi upaya penegakan hukum dengan memastikan warga sipil tak bersalah di wilayah tersebut terlindungi dengan baik. Juga mengembangkan tata kelola kebijakan keamanan di Papua yang humanis, dan mengedepankan pendekatan budaya.
"Mengutamakan pendekatan keamanan yang represif akan meningkatkan teror, ketakutan, dan semakin menggali luka Papua yang telah lama menganga, sekaligus mempertebal memoria passionis (ingatan-ingatan tentang penderitaan) bagi generasi Papua masa depan," ujarnya.
Permintaan juga ditujukan kepada Komnas HAM untuk meningkatkan pemantauan terhadap potensi pelanggaran HAM dalam kasus kekerasan yang terjadi di Beoga dan seluruh Papua. Phlip menuturkan, masyarakat Papua berhak mendapat ketenangan dan kenyamanan hidup yang dijamin undang-undang.
Masyarakat Papua, kata Philip, tak boleh dibiarkan mengungsi, sehingga kehilangan kesempatan untuk mengelola sumber-sumber hidup di tanah adat dan ulayat mereka. Anak-anak Papua juga jangan sampai terputus hak bersekolahnya karena ikut mengungsi.
"Jangan korbankan pelayanan publik yang mengakibatkan masyarakat Papua kehilangan hak mereka untuk dilayani. Negara wajib menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat Papua untuk tinggal di atas tanah ulayat mereka," katanya.
PGI juga mendorong Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka runag bagi berlangsungnya dialog Jakarta-Papua dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat Papya. PGI berpendapat bahwa inilah pilihan jalan yang bermartabat bagi penyelesaian maslaah Papua secara menyeluruh dalam koridor kebangsaan.
FRISKI RIANA