TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, mengatakan sejumlah kasus Covid-19 di Sumatera Barat muncul setelah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Retno menyebutkan di antaranya SMAN 2 Kota Padang sudah melakukan PTM terbatas sejak Januari 2021. Pada akhir Februari sampai pekan ketiga April 2021 tercatat pasien Covid-19 ada 10 orang. "Terdiri dari 2 siswa kelas XII dan 8 guru dan keluarganya, namun hingga hari ini sekolah tetap dibuka," kata Retno dalam keterangannya, Senin, 26 April 2021.
Retno mengatakan positivity rate Covid-19 di Sumatera Barat menyentuh rekor baru, yakni 17,6 persen. Angka itu tercatat berdasarkan hasil tes pada Selasa, 20 April 2021. Padahal, kata Retno, Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan positivity rate di sebuah daerah minimal 5 persen dan maksimal 10 persen untuk membuka sekolah.
Menurut Retno, pada Maret 2021, SMAN 1 Sumatera Barat yang merupakan sekolah berasrama juga ditemukan kasus penularan Covid-19 karena diduga tidak taat protokol kesehatan. Jumlah siswa yang terkonfirmasi positif di klaster tersebut semula 18 orang menjadi 61 orang. "Para siswa kemudian menjalani isolasi mandiri di asrama sekolah," katanya.
Retno menuturkan kasus serupa juga terjadi di Pesantren Ar-Risalah Kota Padang, dengan pasien positif Covid-19 mencapai 122 peserta didik dan 3 pendidik. Kemudian di IPDN Baso Agam, Sumatera Barat, yang juga merupakan sekolah berasrama, terdapat 25 orang prajanya terkonfimasi positif Covid-19.
Dengan banyaknya jumlah kasus Covid-19 di lingkungan pendidikan, Retno meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melarang kegiatan buka bersama dan mempertimbangkan pesantren Ramadan. "Hal ini untuk mengurangi resiko penularan pada peserta didik yang notabene masih usia anak," ujarnya.
KPAI juga mendorong pemerintah menjadikan bulan April-Juni 2021 sebagai bulan persiapan PTM, baru uji coba PTM terbatas pada Juli 2021. "Belajar dari pengalaman negara-negara yang buka sekolah dan tidak tutup kembali, kuncinya adalah pada kesiapan, baik kesiapan sekolah, orang tua maupun siswa dengan dukungan penuh daerah,” kata Retno.