TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia melalui Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah mengirim kapal penyelamat kapal selam TLDM yaitu MV Mega Bakti pada Kamis 22 April 2021 jam 07.00 untuk ikut dalam operasi pencarian dan penyalamatan KRI Nanggala. Kapal Selam milik TNI AL tersebut dinyatakan hilang dari pantauan pada 21 April 2021 jam 10.37 pagi di perairan Pulau Bali.
MV Mega Bakti telah beberapa kali ikut dalam operasi penyelamatan. "Operasi SAR ini adalah yang kedua melibatkan MV Mega Bakti setelah terlibat dalam pencarian MH370 yang dilaporkan hilang di Lautan Hindia pada 2014," katanya.
Kapal SAR ini telah bertolak Operasi Markas Pemerintahan Kapal Selam, Teluk Sepanggar, Kota Kinabalu, Sabah. "Direncanakan sampai ke lokasi SAR pada 25 April 2021 jam 03.00 petang," dalam siaran pers TLDM di Kuala Lumpur, Kamis 22 April 2021.
TLDM juga menyempatkan salat hajat dan memanjatkan doa ke atas keselamatan awak kapal dan agar kapal selam tersebut segera ditemukan. "Operasi SAR ini melibatkan 54 kru yang terdiri dari tujuh pegawai dan anggota TLDM dan tiga pegawai dan staf medis ATM, serta 44 kru MV Mega Bakti," katanya.
Operasi ini diketuai oleh Komander Mohd Hairul Fahmy bin Yob TLDM selaku Coordinator Rescue Force (CRF).
Keandalan dan peralatan SAR yang terdapat di atas MV Mega Bakti meliputi Distress Submarine Ventilation Depressurrized System, Compressed Air Generation (CAM), Process Control Module (PCM), Submarine Link Module (SLM), GPS Intelligent Buoy (GIB) System - Localisation of Pinger, Intervention Remotely Operated Vehicle (IROV) with LARS operating Depth 650m, ELSS Pod dan 2x 6 men Dive Decompression Chamber (DDC).
"Kementerian Pertahanan Malaysia melalui TLDM memberi komitmen sepenuhnya atas Operasi SAR ini dan ketersediaan TLDM membuktikan semua asetnya bergerak cepat dalam operasi ini," katanya.
Baca: Mabes TNI Bentuk Crisis Center Cari Kapal Selam KRI Nanggala