Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lika-liku Mengurusi Klub Bola, Daya Tarik Como 1907: The Real Story di Mola TV

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL - Film dokumeter tiga seri bertajuk Como 1907: The Real Story, yang diproduksi Mola TV dan sedang ditayangkan OTT platform berbayar ini, dibuka dengan sajian pemandangan yang indah dari Como, kota wisata penting dalam 10 tahun terakhir di utara Italia. Danau indah, pegunungan, dan deretan tempat peristiharatan yang mengelilingi sebuah stadion sepak bola. Saat itu, awal tahun 2019.  

Dari sudut pandang di langit, kamera kemudian menurun menjelajahi stadion dari klub Como, yang pernah lama menghuni Seri A Liga Italia. Como menghasilkan beberapa pemain hebat, seperti Gianluca Zambrotta dan Marco Tardelli, pencetak gol kedua tim Italia ketika mengalahkan Jerman Barat pada final Piala Dunia 1982 di Spanyol.

Zambrotta berjalan menyusuri sudut-sudut dalam Stadion Como, yang tampak lapuk dimakan usia, dan berbicara tentang kenangannya semasa junior sampai awal karier senior di sana. ”Aku memiliki ikatan yang kuat dengan stadion ini. Aku memulainya pada tahun 1989, ketika aku masih kecil di tim junior,” kata Zambrotta.

Kehadiran Zambrotta pada seri pertama, bersama narasi Envrico Levrini, pakar kiprah sejarah klub Como 112 tahun, tentang klub yang dulu dikenal sebagai pabrik penghasil pemain hebat menegaskan kenapa tim ini layak dibeli Grup Djarum dari Indonesia sejak April 2019.

Meski, Como sekarang sedang berkutat di Seri C Liga Italia dan sampai musim kompetisi 2018-2019 digerus kebangkrutan, karena gonta-ganti kepemilikan dan manajemen pengelolaan yang buruk.  Narasi deretan tokoh yang dihadirkan pada seri pertama menarik disimak dan dipadu dengan tayangan lanskap Como, dan stadionnya yang ikonik, meski dibiarkan melapuk oleh dewan kotanya.  

Sejarah bagus klub dan keindahan alamnya menuntun Michael Gandler yang ditugaskan oleh sebuah perusahaan yang ditunjuk Djarum untuk membenahi Como dari nol. Pria kelahiran New York, Amerika Serikat 1977, yang berasal dari  keluarga imigran Uni Soviet, itu bertindak sebagai kepala eksekutif atau CEO Como.

“Aku seharusnya menjadi banker, pengacara, atau pengusaha real estate. Tapi, anda setiap Minggu pergi ke stadion untuk menonton pekerjaan saya,” kata Gandler. Ia sejak kecil diajak ayahnya menonton sepak bola dan sebelum ke Como, ia menjadi manajer pemasaran dan pemasukan Inter Milan. “Ada sesuatu di sini yang sangat istimewa. Saat kau duduk di tribun stadion,” katanya di Como.

Pada ujung seri pertama beberapa suporter Como di kedai minuman berbincang. Mereka menelisik di google soal orang dari Indonesia yang berani membeli kepemilikan klub mereka. Di majalah Forbes mereka mendapati Budi dan Bambang Hartono, pemilik Grup Djarum, adalah tokoh ke-54 terkaya di dunia.

Tapi, seperti kata Nicola Nendi, jurnalis La Provincia, kerja  Gandler untuk menjadi CEO Como mendapat ujian berat. “Dia menemukan Italia yang lebih gelap di dalamnya. Tahun 1980-an, Como lima tahun berturut-turut di Seri A,” kata Nendi.

“Tapi, sejak saat itu, satu-satunya pemilik yang memiliki kekuatan untuk mengembalikan tim ke Seri A, Enrico Preziosi, menemui hambatan. Kemudian, setelah satu pertandingan kandang, kami kehilangan fans berbalik melawan dia. Setelah hari itu, dia berkata, ‘Aku sudah selesai denganmu,’ dan Como bangkrut. ‘Aku tidak akan pernah lagi ke Como, bahkan untuk minum kopi,’” kata Nendi menirukan ucapan Preziosi.

Pada seri kedua, Gandler ibarat seorang libero dari strategi sepak bola bertahan Italia yang legendaris, yakni catenaccio. Gandler bak bek tengah yang harus mengurusi semuanya dari titik nol. Dari mengurusi pemain yang tinggal lima orang ketika musim 2019-2020 hendak dimulai, membereskan utang-utang dan kecurangan, sampai melobi dewan kota untuk membenahi stadion yang bocor di sana-sini.

“Aku sudah mengalami tiga kali kebangkrutan, berkali-kali aku harus berkorban membayar bus tim. Kami sudah 14 tahun di Seri A,” kata Fabio Lori, kepala keuangan Como.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelebihan film dokumenter Como 1907: The Real Story adalah menunjukkan apa yang tidak tersaji dalam tayangan pertandingan sepak bola liga-liga profesional terkemuka di dunia di televisi, bahwa mengurus klub sepak bola tidak sesederhana yang dibayangkan. 

Pada seri ketiga ditegaskan meskipun secara manajemen dan bisnis, Como sudah berhasil dibenahi oleh Michael Gandler, tapi sepak bola berorientasi kepada kemenangan. Ketika Como lebih banyak seri dan kalah, seperti ketika dipecundangi Monza 1-0, klub yang dimiliki Silvio Berlusconi, mantan perdana menteri Italia, harus ada evaluasi. Hasilnya adalah pelatih Marcho Benchini harus diganti.      

Pandemi corona membuat Seri C Liga Italia 2019-2020 disudahi sebelum waktunya. Tapi, Benchini dinilai tak akan bisa menjadikan Como sebagai tim pemenang. Adapun Gandler juga ditarik dari jabatannya sebagai CEO di Como untuk dipromosikan menempati jabatan baru di grup kepemilikan klub.

Perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso, di acara Konferensi Pers Como 1907: The Real Story, di Jakarta, Selasa, 20 April 2021, menjelaskan apa yang membuat pasar luar negeri tertarik membeli film dokumenter ini. “Ini film dokumenter tentang klub sepak bola yang nggak ngomongin sepak bolanya, tapi kita justru membahas bisnis di dalam sepak bolanya,” kata Mirwan.

“Mola TV memiliki koleksi film dokumenter tentang sepak bola. Tapi, Como ini satu-satunya yang kita punya akses ke semua: ruang ganti, melihat negosiasi kontrak. Ternyata cerita yang kita bikin dan ramu ini cocok kontennya untuk Indonesia dan  di luar negeri juga seperti itu. Kita belum tahu reaksi penonton asing seperti apa. Tapi, kita berharap cukup besar, karena kita lagi menyiapkan season 2: Dennis Wise the Englishman,” Mirwan melanjutkan.

Como 1907 yang baru tayang sebulan, sudah masuk peringkat ketiga sebagai konten yang populer di Mola TV. Di Italia sebelumnya, cuma ada satu film dokumenter tentang klub sepak bola yakni Juventus. “Como ini dokumenter yang kedua. Menurut publik Italia, dokumenter Como ini unik. Apalagi, Berlusconi mengizinkan Mola TV untuk memuat semua kontennya di acara kita,” Mirwan menjelaskan.

Mirwan mengatakan daya tarik film tentang Como ini bukan karena klub yang bertanding di Seri C, kompetisi ketiga di Italia, dibeli Grup Djarum dari Indonesia.“Nggak ada kaitannya sama sekali, karena sepanjang film tidak disajikan sama sekali soal keterlibatan owner-nya, kecuali di awal film. Selebihnya adalah soal lika-liku pemain yang masuk penjara karena pernah merampok bank. Pasti orang tertarik untuk mencari tahu banyak tentang orang itu,” kata Mirwan tentang pemain asal Maroko di Como, Ismail H’Maidat.

“Jadi ceritanya sendiri yang menjual, bukan klubnya, bukan tokoh di belakangnya, bukan sepak bolanya. Tapi, justru dari ceritanya, jadi satu. Kita bilangnya hokinya kok pas ada pemain yang seperti itu. Ada pemain yang nggak satu visi dengan pelatihnya. Itu kan jadi human interest yang menarik, (bagaimana nantinya) apakah dia akan bangun atau loyo,” Mirwan meneruskan.

“Satu hal lagi kok kita bisa bertemu sama klubnya Berlusconi (mantan bos AC milan), Monza, di kompetisi yang sama. Ini yang membuat orang penasaran juga,” Mirwan menambahkan.    

Djarum menargetkan Como tiga tahun di Seri C dan tiga tahun di Seri B. “Grup Jarum tidak pernah investasi untuk jangka pendek. Model bisnisnya sama seperti yang lain. Kita melihat Como sebagai entitas bisnis. Kita melihat film dokumenter ini sebagai konten yang bisa mendunia. Konten yang strategis dari program Garuda Select. Kita melihat pada satu saat nanti pasti ada benefit untuk klub yang kita kelola semuanya sendiri,” kata Mirwan. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

1 hari lalu

Produser Dipa Andika, Raisa, dan Soleh Solihun setelah menghadiri konferensi pers peluncuran poster dan trailer film dokumenter Harta Tahta Raisa, di Jakarta, Selasa, 23 April 2024. Tempo/Marvela
Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

Raisa mengungkapkan ketakutannya sebelum memutuskan untuk membuat film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa.


Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

4 hari lalu

Anggota grupband Bon Jovi (dari kiri) David Bryan, Jon Bon Jovi, Richie Sambora and Tico Torres menghadiri pemutaran film dokumenter
Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

Film serial dokumenter Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jum'at, 26 April 2024.


Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

5 hari lalu

Celine Dion menghadiri Grammy Awards 2024 di Los Angeles, California, 4 Februari 2024. Foto: Instagram/@recordingacademy
Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

Film dokumenter I Am: Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024


Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

5 hari lalu

Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

Sinopsis film dokumenter Bon Jovi mengikuti sejarah Bon Jovi, menampilkan video pribadi, foto, dan musik yang terkait gambaran kehidupan Jon Bon Jovi


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

6 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

24 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film


Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

38 hari lalu

Sabato De Sarno Direktur Kreatif Gucci yang menggantikan Alessandro Michele. Instagram.com/@gucci
Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

Pada 3 April 2024, edisi yang diperbarui dari Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story akan dirilis secara eksklusif di Apple Vision Pro


Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

52 hari lalu

Aktivis dari People for The Ethical Treatment of Animal (PETA) mengenakan topeng kodok saat aksi menuntut mengakhiri impor paha kodok di depan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. PETA mendesak Pemerintahan Prancis untuk berhenti menyokong industri kodok yang kejam dan mengajak semua orang untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dengan menjadi vegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?


Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

58 hari lalu

Rossa dan Prilly Latuconsina. Foto: Instagram/@itsrossa910
Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

Film dokumenter Rossa berjudul All Access Rossa 25 Shining Years akan segera dirilis, Prilly Latuconsina sebagai produsernya.


Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

14 Februari 2024

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, Ahad 11 Februari 2024.
Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, di film Dirty Vote menjelaskan fenomena ketika bantuan sosial sering dimanfaatkan sebagai alat politik.