TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kelompok masyarakat sipil menggelar aksi 'Gowes for Democracy' sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Myanmar yang kini berada di bawah kekuasaan junta militer pascakudeta kekuasaan sipil pada 1 Februari lalu. Aksi ini sekaligus merespons eskalasi kekerasan yang terus berlangsung dan pelanggaran HAM oleh junta militer.
"Kami masyarakat Indonesia melalui inisiatif 'Gowes for Democracy #SaveMyanmar' mengecam kudeta ilegal ini dan menuntut agar militer Myanmar (Tatmadaw) segera mengakhiri kekerasan dan mengembalikan demokrasi sesuai dengan keinginan rakyat Myanmar," kata perwakilan aksi, Safina Maulida dalam keterangan tertulis, Sabtu, 17 April 2021.
Safina mengatakan, sejak kudeta militer berlangsung di awal Februari hingga saat ini, tercatat lebih dari 700 korban jiwa pembunuhan di luar hukum. Militer Myanmar menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pengunjuk rasa prodemokrasi dan warga sipil yang tak terlibat demokrasi.
Safina mengatakan pengamat dan organisasi hak asasi manusia juga telah turut mendokumendasikan pelanggaran HAM serius di Myanmar. Seperti penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, pembatasan kebebasan berekspresi dan pemutusan akses internet.
Baru-baru ini, kata dia, juga ada indikasi pasukan Myanmar menggunakan persenjataan dan taktik militer di medan pertempuran untuk menangani para pengunjuk rasa dan warga sipil lainnya. Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet telah memperingatkan komunitas internasional bahwa situasi di Myanmar saat ini dapat mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan.
Aksi 'Gowes for Democracy' ini turut mengimbau masyarakat Indonesia di mana pun untuk menunjukkan solidaritasnya dengan cara apa pun yang dapat dilakukan, baik daring maupun langsung.
Koalisi mengajak masyarakat untuk bergabung dengan lebih banyak aksi solidaritas serta menggalang dukungan dengan mengirimkan surat, kartu pos ke kontak PBB atau ASEAN, atau kontak media melalui kampanye media sosial.
Adapun aksi 'Gowes for Democracy #SaveMyanmar' yang diadakan hari ini didukung oleh beberapa organisasi HAM dan komunitas pesepeda di Jakarta. Beberapa organisasi HAM yang mendukung aksi ini di antaranya Asia Democracy Network (ADN), Asia Justice and Rights (AJAR), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Hakasasi.id, Human Rights Working Group (HRWG), Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).