INFO NASIONAL-Muhammad Takdir, seorang guru yang ditugaskan di SMAN 6 Wajo, Sulawesi Selatan bercita-cita menjadi guru dengan harapanan terwujudnya SDM Indonesia yang unggul dan kompetitif. Pria lulusan Universitas Negeri Makassar Jurusan Pendidikan Matematika ini kian mantap menekuni mimpinya sebagai guru sejak lulus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2010.
Banyak pembelajaran yang diperolehnya, terutama memahami apa yang dibutuhkan siswa. Takdir menyadari, memahami karakter dan kebutuhan siswa adalah bagian penting dalam proses pembelajaran yang baik. "Itu sangat penting kita dalami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kita inginkan dalam proses pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Menurut Takdir, seorang guru, perlu mau mempelajari hal-hal yang baru dan tidak sungkan belajar dari siapapun. Di era saat ini, seorang guru dituntut juga untuk mengedepankan kolaborasi dan berbagi pengalaman dengan guru lainnya. Kesempatan untuk terus belajar tersebut yang mendorong Takdir untuk mendaftarkan diri di Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan I tahun 2020. "Niat awal saya ingin berbagi, karena saya percaya, maju bersama, melangkah bersama itu jauh lebih baik," katanya.
Takdir bercerita, momen ketika wawancara dengan tim asesor ialah waktu yang paling menarik saat menjalani proses seleksi PGP. Di sesi wawancara, dia merasa sangat melibatkan emosi dan semangat berbuat lebih baik. "Saya jadi curhat, saya banyak merefleksikan apa-apa yang telah saya lewati selama menjadi guru," ujarnya dengan terharu. Selanjutnya Takdir diminta untuk membuat sebuah esai yang menceritakan motivasinya sebagai Guru Penggerak.
Setelah dinyatakan lolos seleksi, Takdir mengikuti Pendidikan Guru Penggerak yang digelar dengan andragogi dan blended learning. Di sesi video conference bersama fasilitator, terlihat sekali semangat perjuangan para guru. "Ada teman saya yang harus di menara masjid supaya internetnya bagus,"ujarnya.
Takdir berpesan, menjadi Guru Penggerak mengajarkan kita arti nilai kolaborasi dan menjadi pemimpin untuk menggerakan para guru lainnya menjadi motor transformasi pendidikan Indonesia. "Dan menjadi Guru Penggerak ini adalah cara terbaik saya untuk mewujudkan Merdeka Belajar bagi siswa," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyatakan PGP adalah program pengembangan profesi yang berfokus pada kepemimpinan dan berorientasi kepada siswa. "Program ini mampu menciptakan pembelajaran dan mempengaruhi guru lain untuk dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada murid, bukan pada kepada administrasi dan birokrasi, dan menggerakkan ekosistem pendidikan kepada kemajuan,” kata Nadiem saat membuka Program PGP angkatan II, Selasa, 13 April 2021.
Nadiem menyebut, PGP angkatan I telah memperoleh kemajuan yang diharapkannya. Nadiem menambahkan, ia telah bertemu dengan para Guru Penggerak di berbagai daerah dan menemukan perubahan cara belajar dan pola pikir dari sebelumnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril mengatakan PPGP akan menyiapkan para guru menjadi pemimpin di masa depan, baik sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, maupun instruktur. Karenanya, program ini menitikberatkan pada kemandirian guru mengembangkan kompetensinya (instructional leadership). “Pekerjaan kita di pendidikan adalah membangun peradaban. Inilah yang ingin kita lakukan berkolaborasi melahirkan masa depan dan generasi pembaharu dalam menjawab tantangan zaman masa kini atau masa mendatang,” ujarnya.
Saat ini, Kemendikbud tengah membuka seleksi calon Guru Penggerak dan Pengajar Praktik (pendamping) PGP angkatan IV yang pendaftaran ditutup pada 24 April 2021. Kemendikbud berharap dapat menghadirkan guru sebagai mentor guru lain dan menjadi agen perubahan ekosistem yang berfokus pada peserta didik.
Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, bisa mengunjungi laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/. (*)