TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan jurnalis dari berbagai media berunjukrasa memprotes pengamanan berlapis Wali Kota Medan Bobby Nasution di depan Kantor Walikota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Kamis 15 April 2021. Pengamanan berlapis Bobby Nasution mulai dari personil Polisi, Satuan Polisi Pamong Praja hingga anggota Pasukan Pengamanan Presiden dianggap berlebihan dan mulai bersikap arogan.
Seperti yang dialami jurnalis Harian Tribun Medan Rechtin Hani Ritonga bersama salah satu rekannya sesama jurnalis, kemarin, saat akan melakukan kegiatan jurnalistik mewawancarai Bobby Nasution, Hani diusir oleh ketiga unsur pasukan pengamanan Bobby Nasution.
"Saya dan jurnalis Pakar Berita hendak menanyakan penyebab pegawai dan tenaga honor di sejumlah sekolah dan Badan Pengelola Pajak Retribusi Daerah yang belum menerima gaji hingga tiga bulan," kata Hani kepada Tempo, Kamis 15 April 2021.
Melihat mobil dinas Bobby Nasution parkir di halaman Kantor Wali Kota Medan, Hani berupaya menemui Bobby. "Saya menunggu di depan pintu masuk utama sejak pukul 16.00 WIB, kemarin dengan maksud 'doorstop'. Namun sekitar pukul 17. 20 WIB, saya dilarang meliput dan diusir oleh tim pengamanan Wali kota dari unsur Kepolisian, Satpol Pamong Praja dan Paspampres. Saya mengenali mereka karena sehari - hari bertugas meliput di Kantor Wali Kota Medan," ucap Hani.
Alasan Hani dilarang dan diusir, menurutnya, karena kehadiran jurnalis mengganggu ketenangan Wali Kota Medan. "Beruntung rekan saya sempat mengambil video perlakuan mereka kepada saya. Padahal saya sudah menjelaskan identitas dan maksud mewawancarai Walikota Medan," ujar Hani.
Menurut Hani, perlakuan tim pengamanan Bobby Nasution yang dinilainya berlebihan membatasi ruang gerak jurnalis mencari berita di Kantor Walikota Medan sudah berlangsung lama. "Sejak Pak Bobby dilantik sebagai Wali kota," ujar Hani.
Salah satu peserta unjuk rasa Liston Damanik yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan menyesalkan pengusiran jurnalis. Damanik membandingkan walikota sebelum Bobby Nasution yang mudah ditemui untuk urusan pemberitaan.
"Jurnalis bekerja untuk mengabarkan informasi yang layak dipubliksi. Tidak ada alasan mengusir dan menolak wartawan saat akan melakukan kegiatan peliputan meski Bobby menantu Presiden. Aksi unjuk rasa ini adalah puncak kefrustasian jurnalis menghadapi Walikota Medan," kata Liston
Sebagai pejabat publik, sambung Liston, Bobby Nasution, belum pernah memberikan ruang konfirmasi kepada jurnalis. "Misanya menyiapkan waktu konferensi pers atau memberikan nomor kontak yang bisa dihubungi jurnalis," ujar Liston.
Salah seorang pejabat bagian Humas Kantor Wali Kota Medan yang menolak namanya ditulis mengatakan, Bobby Nasution sedang menyiapkan waktu untuk jurnalis. "Lagi dipersiapkan. Jangan langsung main demo - demo lah. Walikota kan banyak kesibukan," katanya mengklarifikasi.
SAHAT SIMATUPANG
Baca: Harapan Wali Kota Medan Bobby Nasution Saat Luncurkan Kesawan City Walk