TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meyakini penyuntikan Vaksin Nusantara memiliki efek samping yang minim. "Saya pikir ini kemungkinannya juga kecil," kata Dasco di Gedung Cellcure Center RSPAD, Jakarta, Rabu, 14 April 2021.
Sufmi Dasco mengatakan, metode yang digunakan dalam Vaksin Nusantara mirip dengan terapi cell cure yang pernah ia lakukan. Saat itu, ia menjalani dua kali terapi cell cure dan tidak terdapat efek samping.
"Saya sudah pernah juga mendapatkan terapi cell cure di RSPAD ini sudah 2 kali dengan metode yang mirip, namun juga dengan mungkin metode yang mirip tapi cairan berbeda. Itu tidak ada efek samping," ujarnya.
Dasco bersama Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menjadi relawan uji klinis tahap II Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Hari ini, tim peneliti vaksin Nusantara baru mengambil sampel darahnya. Dasco mengatakan, jika sampel darah sudah diolah untuk dijadikan vaksin, maka akan disuntikkan kembali ke tubuhnya pada Kamis pekan depan.
Vaksin Nusantara ini dikembangkan menggunakan metode berbasis sel dendritik autolog yang diklaim menjadi yang pertama di dunia untuk Covid-19. Selama ini, teknologi sel dendritik masih dilakukan untuk pengobatan kanker melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel, lalu dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut dapat dihasilkan vaksin.
Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun, dimana proses pengembangbiakan vaksin Covid-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi. Prosesnya diawali dengan mengambil darah pasien. Kemudian diambil sel darah putih dan sel dendritiknya. Sel ini kemudian dikenalkan dengan rekombinan dari SARS-CoV-2. Prosesnya dapat ditunggu sekitar tiga hari sampai seminggu, lalu disuntikkan kembali ke dalam tubuh.
FRISKI RIANA
Baca: Vaksin Nusantara Belum Lolos Uji, Ini Daftar Ngototnya DPR Mendukungnya