TEMPO.CO, Malang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Malang mencatat ada 3.993 bangunan rusak akibat gempa Malang magnitudo 6,1. Selain itu, 3 orang meninggal dan 54 orang luka-luka.
Pelaksana tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan semua bangunan yang rusak ada di 25 kecamatan.
Sadono merinci, rumah yang rusak ringan 1.600 unit, rusak sedang 1.130 unit, dan rusak berat 1.018 unit. Kerusakan rumah maupun bangunan lain terbanyak ada di tiga kecamatan, yakni Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading.
Kerusakan rumah membuat banyak warga mengungsi. Tercatat, sebanyak 600 orang di Kecamatan Tirtoyudo untuk sementara tinggal di tempat pengungsian di Desa Sumbertangkil (350 jiwa), Desa Jogomulyan (200 jiwa), dan Desa Kepatihan (150 jiwa).
Lalu, sebanyak 130 pengungsi di Kecamatan Dampit berada di Desa Majangtengah (60 jiwa) dan Pamotan (72 jiwa). Sebanyak 50 orang lagi di Kecamatan Ampelgading mengungsi di Desa Wirotaman. “Kami telah membuka dapur umum di Ampelgading dan Dampit untuk melayani kebutuhan dasar pangan para pengungsi,” ujar Sadono, Selasa, 13 April 2021.
Menurut Sadono, status tanggap darurat 14 hari sudah diberlakukan sejak Ahad kemarin. BPBD juga sudah mendirikan posko tanggap darurat bencana dan pos bantuan logistik. Semua upaya ini dikoordinasikan dengan TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, organisasi perangkat daerah (OPD) teknis terkait, serta kelompok relawan. Semua unsur masuk dalam tim gabungan.
Jumlah bangunan rumah dan fasilitas umum rusak bisa saja bertambah lantaran tim gabungan masih terkendala informasi yang belum seluruhnya valid, selain keterbatasan sumber daya personel yang harus menangani wilayah terdampak yang cukup luas.
Sebelumnya, Pemerintah Pusat melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah menyiapkan dana stimulan untuk membenahi rumah-rumah korban gempa yang rusak. Jumlah dana bantuan bervariasi, tergantung kerusakan: rumah rusak berat dapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
Saat ini, masih banyak warga yang takut tidur di dalam rumah karena khawatir gempa Malang susulan. Selain dikarenakan kondisi rumah rusak sehingga tak layak dihuni, juga karena mereka masih traumatis. Seperti di Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, banyak warga satu keluarga tidur di teras rumah maupun tidur di dalam tenda darurat.
Baca juga: Jokowi Imbau Pemda Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana