TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengaku sedih karena Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) akan dilebur ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Secara pribadi saya juga merasa tidak enak, merasa sedih karena boleh dibilang saya jadi Menristek terakhir karena ristek-nya tidak lagi menjadi kementerian yang berdiri sendiri seperti dulu," ujarnya dalam diskusi daring bertajuk Membangun Ekosistem Riset dan Inovasi, Ahad, 12 April 2021.
Penggabungan ini merupakan konsekuensi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang akan menjadi lembaga sendiri. Oleh karena sebagian besar tugas dan fungsi Kemenristek akan dilaksanakan BRIN, pemerintah berpandangan perlu untuk menggabungkan sebagian tugas dan fungsi Kemenristek ke Kemendikbud. DPR juga sudah menyetujui rencana pemerintah tersebut.
Bambang menyebut, sebetulnya ia sudah mengusulkan agar Kemenristek tetap berdiri sendiri. Selain itu, ia mengusulkan agar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang saat ini berada di bawah Kemendikbud untuk dimasukkan kembali sebagai bagian dari Kemenristek.
Dengan demikian, Kemenristek menjadi Kemenristekdikti seperti periode pertama kepemimpinan Jokowi pada 2014-2019. Menurut dia, Kemenristekdikti adalah kombinasi yang baik karena pendidikan tinggi sangat berhubungan dengan riset dan ilmu pengetahuan.
"Tapi rupanya usulan saya bukan usulan yang diambil, keputusan yang diambil adalah yang digabungkan ke Kemendikbud, karena Dikti ada di sana. Dikti tidak dikeluarkan tetap disitu (Kemendikbud) dan Kemenristek yang akan gabung dengan Kemendikbud," kata Bambang Brodjonegoro.
Baca: Kemendikbud Sebut Peleburan Kemenristek akan Perkuat Pendidikan Tinggi