TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Taman Mini Indonesia Indah atau TMII selama ini berperan sebagai ajang pembelajaran toleransi, agama, suku, dan budaya. Ia menyebut TMII adalah simbol peradaban suku-suku di Indonesia.
Maka dari itu, Moeldoko mengatakan masyarakat layak berterima kasih berterima kasih kepada Presiden ke-2 RI Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah alias Tien Soeharto yang telah membangun TMII.
"Kita patut berterima kasih kepada Bapak Soeharto dan Ibu Tien yang punya ide yang begitu menjangkau masa depan. Tempat itu sampai saat ini bisa dinikmati anak-anak kita," kata Moeldoko dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 9 April 2021.
Kawasan wisata yang dikenal sebagai miniatur Indonesia itu sebelumnya dikelola oleh Yayasan Harapan Kita milik keluarga Cendana. Namun, pemerintah mengambil alih pengelolaannya melalui Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021.
Moeldoko mengatakan pengelolaan TMII perlu perbaikan. Ia menyebut TMII terus merugi dan Yayasan Harapan Kita menggelontorkan subsidi sebesar Rp 40-50 miliar per tahun.
Moeldoko mengatakan, alasan perbaikan pengelolaan ini yang membuat pemerintah mengambil alih TMII dari Yayasan Harapan Kita. Dia berujar ke depannya TMII akan dikelola sebagai kawasan pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia, serta sarana wisata edukasi bermatra budaya Nusantara.
Menurut Moeldoko, perkembangan wisata Indonesia ke depannya semakin baik. TMII, kata dia, harus betul-betul ditempatkan sebagai sebuah tempat yang memiliki nilai keekonomian, sosial budaya, dan beragam nilai di dalamnya.
Moeldoko menyinggung peristiwa pembubaran pertunjukan jaran kepang oleh organisasi kemasyarakatan di Medan, Sumatera Utara, baru-baru ini. Ia mengatakan kejadian semacam itu tak terulang kembali.
"Kita harap kejadian yang baru saja terjadi di mana ada sekelompok ormas yang resisten terhadap pertunjukan jaran kepang itu menjadi perhatian bersama. Tidak boleh terjadi ke depan. Ini bangsa mau mundur lagi ke mana ini," ucap Moeldoko.