TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan tidak memiliki semangat mendukung pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri, seperti Merah Putih dan Vaksin Nusantara.
"Ini kalau kita lihat Bu Penny, spirit Badan POM dengan pengembangan vaksin dalam negeri tidak ada. Badan POM betul-betul tidak mendukung pengembangan vaksin dalam negeri," kata Melki dalam rapat kerja DPR, Kamis, 8 April 2021.
Melki menilai Badan POM seperti memukul mundur ke belakang proses uji klinis yang dilakukan terhadap vaksin Nusantara. Padahal, kata dia, ada sejumlah masyarakat yang bersedia menerima vaksin Nusantara. Salah satunya politikus senior Golkar, Aburizal Bakrie.
Melki mengaku menerima sebuah video yang menampilkan Aburizal Bakrie sedang mengikuti uji validasi vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto. "Saya kaget tiba-tiba dikirimi Pak Aburizal Bakrie sudah pergi vaksin Nusantara di RSPAD, dia disutnik, ambil darah dan menjalani proses ini," katanya.
Bahkan, kata Melki, ibunya juga ingin disuntik vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto tersebut.
Menurut Melki, Badan POM semestinya memberikan persetujuan atas uji klinis tahap II terhadap vaksin Nusantara. "Badan POM tidak punya hak menentukan hasil penelitian orang, bukan minta EUA (izin penggunaan darurat) seperti vaksin lain. Ini orang lagi penelitian, minta izin saja susah banget dari Badan POM," kata dia.
Jika uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara tidak disetujui, Melki menilai pengembangan dan riset dalam negeri tidak bsia bertumbuh. Ia pun berharap BPOM tetap mandiri, profesional, dan memiliki semangat mendukung vaksin dalam negeri.
FRISKI RIANA
Baca: Dokumen BPOM Ungkap Kejanggalan Penelitian Vaksin Nusantara, Apa Saja?