Dwikorita mengatakan BMKG terus melakukan mitigasi dengan menyebarkan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat melalui berbagai kanal. Namun ia pun menjelaskan, terbentuknya Siklon Seroja di wilayah tropis seperti Indonesia berlangsung dengan amat cepat.
Ia mengatakan proses terjadinya siklon di daerah tropis berbeda dengan yang terjadi di Hongkong, Jepang, hingga Amerika yang berada di garis lintang tinggi. Di daerah-daerah itu, proses pembentukan siklon bisa lebih panjang bahkan memerlukan waktu lebih dari satu pekan.
Proses pembentukan siklon yang cepat di kawasan tropis disebutnya menyebabkan informasi mitigasi itu pun berlangsung dalam waktu pendek, yaitu sekitar tiga hari. Dwikorita mengatakan, BMKG menyampaikan informasi untuk mitigasi pun mengikuti fenomena tersebut.
"Fenomenanya tidak sama dengan subtropis. Standar prosedur yang dilakukan BMKG mengikuti fenomena itu. Nanti hilangnya juga sangat cepat, ini besok atau hari ini sudah mulai pergi. Itulah yang membuat peringatan dini itu tidak bisa rentangnya panjang," ujar Dwikorita.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan informasi dari BMKG selalu menjadi perhatian lembaganya. "Dan kami imbau semua pihak untuk bisa mengikuti informasi yang disampaikan BMKG," kata Doni.
BACA: BMKG: Siklon Tropis Seroja Diprediksi Meningkat 24 Jam Ke Depan
BUDIARTI UTAMI PUTRI