INFO NASIONAL -- Agar produktivitas pertanian tetap terjaga, Pemerintah Kabupaten Klaten akan mendistribusikan pupuk bersubsidi berdasarkan rekomendasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani memang dituntut bisa meningkatkan produktivitas. "Pemerintah akan selalu mengupayakan agar petani bisa meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, petani diberikan pupuk bersubsidi," terang Mentan Syahrul, Senin (5/4).
Baca Juga:
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan pupuk bersubsidi tidak hanya diharapkan bisa berdampak pada peningkatan produktivitas.
"Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian, melindungi petani dari gejolak harga pupuk, mendorong penerapan pemupukan berimbang, juga memberikan jaminan ketersediaan pupuk," katanya.
Sedangkan distribusi pupuk bersubsidi menggunakan prinsip 6T atau 6 Tepat. "Prinsip distribusi pupuk subsidi yang diterapkan adalah 6T alias 6 Tepat, yaitu Tepat Jenis, Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Harga, dan Tepat Sasaran," terang Sarwo.
Baca Juga:
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten Widiyanti mengakui distribusi pupuk subsidi menggunakan rekomendasi.
"Kita memang mengacu pada pedoman Balitbangtan, yaitu jumlah dosis per hektar menurun. Misalnya urea untuk padi 100-150 kg/ha, NPK 275 kg/ha. Kalau dulu dosisnya urea subsidi mencapai 250 kg/ha, sekarang 150 kg/ha," kata Widiyanti.
Apabila merasa belum tercukupi, maka petani bisa memenuhi kekurangan kebutuhan dengan membeli pupuk nonsubsidi.
"Karena faktor kebiasaan, misalnya (petani) biasanya pakai 250 kg/ha ini cuma dapat 150 kg/ha bisa membeli pupuk nonsubsidi. Kan petani tidak menggunakan semua pupuk, tergantung tanaman dan kondisinya, misalnya kalau tanaman tembakau cukup pakai ZA," lanjut Widiyanti.(*)