INFO NASIONAL - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi mendadak di salah satu lokasi penggilingan padi terbesar dengan kapasitas 600 ton per hari di Sumatera Selatan. Sidak dilakukan untuk menstabilkan harga gabah tingkat petani yang mengalami penurunan akibat masa panen raya.
Mentan Syahrul menargetkan di tahun 2021 ini, beras asal Sumatera Selatan harus masuk pasar ekspor. Hal ini mengingat produksi beras Sumsel setiap tahunnya mengalami surplus dan Sumsel merupakan penghasil beras terbesar kelima nasional sehingga harus ada akselerasi perluasan pasar untuk menjamin harga gabah/beras petani yang menguntungkan terutama di masa panen raya.
Baca Juga:
"Kondisi produksi beras di seluruh Indonesia saat ini melimpah, salah satunya di Sumatera Selatan ini sebagai sentra produksi beras. Kita harus siap ekspor beras tahun ini untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani dan tentu harga walau masa panen raya terjamin," ujar Mentan Syahrul.
Sukarta, Komisaris PT Buyung Poetra Sembada Tbk menyambut baik kunjungan Mentan Syahrul yang memantau langsung perkembangan panen dengan melihat stok gabah di penggilingan milik perusahaannya. Ia menilai, langkah Mentan Syahrul dalam menjaga harga ini sangat tepat karena bisa membantu perekonomian petani dan besarnya penyerapan gabah oleh penggilingan.
"Kita sepakat menjaga harga gabah dan beras di Sumatera Selatan. Saat panen raya ini kan harga memang jatuh, jadi kita jangan sampai jatuh sehingga tadi kami dengan Pak Menteri Pertanian sepakat menaikkan harga beli gabah petani minimal sama dengan HPP, harga sebelumnya hanya Rp 3.900," kata Sukarta.
Baca Juga:
Sukarta menambahkan, penggilingan padi miliknya merupakan produsen beras terbesar di Sumsel. Pembelian gabah bukan hanya mencakup wilayah Sumsel, melainkan hingga Lampung dan sekitarnya sehingga beras yang dihasilkan sangat banyak.
"Gabah yang masuk 1.000 ton per hari dan kapasitas giling 600 ton per hari. Beras yang kami jual sudah dalam kemasan. Saat ini kami hanya pasarkan di Sumsel hingga Jambi dan Riau. Dan kami menyambut baik permintaan Pak Menteri Pertanian untuk kita lakukan ekspor beras. Kita siap wujudkan," kata Sukarta.
"Kementan fokus tingkatkan produksi, menjaga harga dan hingga ekspor untuk menjamin harga tetap stabil dan pertanian semakin maju. Sumsel salah satu daerah yang menjadi perhatian utama. Kita dorong penggilingan agar harga gabah petani bagus," tutur Suwandi.
Perlu diketahui, produksi padi Provinsi Sumsel tahun 2020 mencapai 2,74 juta ton GKG atau setara 1,57 juta ton beras dan terjadi surplus 622.306 ton beras. Adapun potensi panen Januari-April 2021 Provinsi Sumsel seluas 405.404 hektar dan luas panen bulan April ini mencapai 84.216 hektar. (*)