TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penggagas Kongres Luar Biasa atau KLB Demokrat Deli Serdang, Darmizal, menyebut Moeldoko santai menanggapi keputusan pemerintah.
Darmizal juga mengatakan Moeldoko tak heboh menanggapi celaan-celaan yang dialamatkan ke dirinya. "Ya enjoy aja, itu kan baru halaman pertama dari suatu masalah dari demokrasi dan demokratisasi ke depan," kata Darmizal kepada Tempo, Kamis petang, 1 April 2021, ihwal respons Moeldoko.
Menurut Darmizal, Moeldoko adalah seorang jenderal yang santri. Ia mengatakan Mantan Panglima TNI itu tak memperhatikan kalimat-kalimat tak pantas yang menyerang dirinya.
"Paling-paling beliau katakan gini, 'Ah itu kan mengurangi dosa kita. Kalau ada orang mengurangi dosa kita ngapain kita ribu, biarkan saja, kebenaran pasti tegak'. Itu platformnya yang disampaikan ketua umum kami," ucap Darmizal.
Rabu kemarin, 31 Maret 2021, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengumumkan bahwa pemerintah menolak pendaftaran hasil Kongres Luar Biasa Demokrat Deli Serdang. Yasonna mengatakan hasil verifikasi Kementerian menemukan masih ada berkas yang tak lengkap, di antaranya mandat ketua DPD dan DPC untuk perwakilan yang datang ke KLB Sibolangit.
Darmizal mengatakan pihaknya menghormati keputusan Menkumham tersebut. Dia mengatakan keputusan itu hanya babak baru dan mereka bakal menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat serta Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Darmizal membantah gugatan ke pengadilan itu merupakan arahan Moeldoko. Ia mengatakan Ketua Umum hasil KLB Demokrat ini mengambil keputusan secara kolektif kolegial setelah meminta pendapat dari para pendukungnya.
Baca juga: KLB Demokrat Ditolak, Kubu Moeldoko Buka Opsi Gugat ke PTUN