TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani mengaku prihatin atas teror yang belakangan terjadi. Puan mengatakan fenomena generasi muda menjadi pelaku teror ini kondisi yang mengkhawatirkan.
"Ada pelaku teror dari kalangan muda, generasi milenial, dan keluarga, ini sangat mengkhawatirkan dan menyedihkan," kata Puan dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 April 2021.
Dua aksi teror beruntun terjadi pada Ahad, 28 Maret lalu di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan dan di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta pada Rabu kemarin, 31 Maret 2021. Sepasang suami istri pelaku bom Makassar dan perempuan pelaku penyerang Mabes Polri sama-sama lahir di tahun 1995.
Menurut Puan, pemerintah harus menyiapkan langkah konkret mencegah agar peristiwa serupa tak terulang. Ia pun menilai pentingnya menguatkan keluarga dan interaksi sosial masyarakat untuk mencegah menyebarnya paham radikal yang menjadi benih lahirnya aksi radikal.
"Interaksi keluarga dan interaksi sosial warga dengan tetangga harus diperkuat dalam konsep ketahanan sosial masyarakat," kata mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.
Puan mengatakan semua pihak juga harus saling mengingatkan dan mencegah tersebarnya paham-paham radikal di media sosial. Sebab kata dia, banyak pelaku teror terpapar paham radikal dari media sosial.
"Perlu ada literasi media sosial sekaligus pemantauan konten-konten sosial media yang mengandung materi-materi radikal dan ekstremisme," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan edukasi ihwal keberagaman bangsa Indonesia terhadap generasi muda harus terus dilakukan. Puan mengatakan ini demi menguatkan jiwa toleransi dan persatuan sesama anak bangsa. "Harus ada peningkatan edukasi kepada generasi muda terkait materi moderasi, toleransi, dan inklusivitas," kata Puan Maharani.
Baca juga: Ini Surat Wasiat Penyerang Mabes Polri