TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri menyatakan telah melakukan pengamanan sesuai prosedur terhadap setiap orang non anggota yang akan masuk ke dalam markas.
Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono merespons aksi ZA, terduga teroris, yang bisa melakukan aksi penembakan di area utama Markas Besar Kepolisian RI.
Rusdi membeberkan, markasnya menyediakan berbagai macam pelayanan masyarakat yang mengharuskan datang ke lokasi. "Tidak bisa dihindari ketika markas-markas kepolisian didatangi masyarakat yang memiliki kebutuhan akan pelayanan Polri. Kasus kemarin juga serupa seperti itu," ucap dia di kantornya.
ZA, kata Rusdi, datang sebagai bagian dari masyarakat yang akan membutuhkan pelayanan. Sama seperti lainnya, ZA pun diperiksa di pos pintu masuk sesuai prosedur.
"Masuk dan tiba-tiba melakukan aksinya," kata Rusdi. Ia menampik ada gelagat dari ZA yang mencurigakan.
Baca Juga:
ZA menyerang anggota di area utama Mabes Polri pada 31 Maret 2021 sekitar pukul 16.30 WIB. Kepada petugas di pos jaga, ia beralasan ingin menyerahkan surat ke Sekretariat Umum Polri.
Namun, sekitar 16.35 WIB, pelaku tidak menuju Setum. Ia malah bergerak ke arah penjagaan utama Mabes Polri. Di sana, ia bertemu Iptu Suriyono, anggota Yanmas Mabes Polri.
ZA kembali mengaku ingin menyerahkan surat ke Setum Polri, sehingga di antar hingga Masjid Mabes Polri.
Pukul 16.45 WIB, pelaku teror tidak mendatangi Setum Polri dan kembali ke Pos Penjagaan Utama Mabes Polri, dan disapa oleh Bripda Aldo.
Namun, ZA tiba-tiba mengeluarkan senjata jenis pistol dan menembakkan ke arah petugas jaga sebanyak 2 kali, sehingga mengenai lengan kanan Bripda Ajeng, anggota penjagaan Pos I Mabes Polri.
Polisi yang berjaga kemudian membalas. Pukul 17.25 sampai dengan 17.42 WIB, Tim Jihandak Gegana Mabes Polri tiba dan langsung memeriksa kondisi jenazah terduga teroris untuk memastikan tidak ada bahan peledak.
ANDITA RAHMA