INFO NASIONAL – Bea cukai melalui tim percepatan eksporterus menggali potensi ekspor di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu upaya melalui sinergi dengan instansi pemerintah daerah, mendorong seluruh wilayah kembali melakukan ekspor.
Di Ambon, Bea Cukai wilayah tersebut berhasil menggerakkan kembali ekspor produk pala setelah 21 tahun terhenti. Ekspor perdana kali ini dilakukan oleh PT Subur Anugerah Indonesia (SAI).
“Kedepannya kami akan terus mendukung program ini untuk ekspor yang lebih lagi. Saya pikir rempah-rempah yang terkenal dari Ambon selama ini keluar ke Surabaya dan ke Jakarta, tetapi retribusi dari Maluku tidak ada,” ujar Ricky Wong, perwakilan dari PT SAI, dalam rilis, Rabu, 31 Maret 2021.
Kepala Kantor Bea Cukai Ambon, Saut Mulia yang tergabung dalam tim percepatan ekspor Maluku berharap ekspor perdana pala menjadi tonggak awal kejayaan Maluku, Ambon sebagai daerah pengekspor rempah-rempah di dunia.
Selain pala, Bea Cukai Ambon berencana melakukan ekspor damar dari Maluku. Kendati damar Indonesia sudah menembus pangsa pasar dunia,namun belum tercatat sebagai hasil ekspor dari Maluku.
Menanggapi rencana tersebut, Badan Karantian Pertanian di Maluku memberikan asistensi. Demikian pula Disperindag Provinsi Maluku akan membantu penerbitan surat keterangan asal (SKA). Sedangkan Bea Cukai akan memberikan informasi terkait prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan ekspor.
Ekspor perdana juga berhasil dilakukan PT Industri Nabati Lestari berkat bantuan Bea Cukai Kuala Tanjung dan instansi pemerintah di wilayah tersebut. Sebanyak 6.200 ton RBD palm stearin diekspor ke China. Sebagai informasi, RBD Palm Stearin adalah minyak fraksi, padat berwarna putih kekuningan yang diperoleh dengan cara fraksinasi RBD palm oil atau crude palm oil (CPO) dan telah mengalami proses pemurnian.
“CPO merupakan salah satu kekuatan Indonesia yang dapat dijadikan keunggulan kita dalam perdagangan Internasional,” ucap Kepala Kantor Bea Cukai Kuala Tanjung, Yudhi Dharma Nauly.
Rencana kegiatan ekspor juga akan dilakukan di wilayah Bandung. Bersama para eksportir komoditas ikan, Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Dwiyono Widodo berdiskusi terkait rencana ekspor yang akan dikirim lewat terminal peti kemas Bandung untuk mempersingkat waktu pengiriman. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Bandung, dan PT Kereta Api Indonesia.
“Dalam menjalankan fungsi industrial assistance, Bea Cukai Bandung akan senantiasa menerima masukan dan mencari solusi terbaik dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” kata Dwiyono.
Pertemuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan kerja sama Bea Cukai Bandung dengan instansi terkait sehingga perekonomian dalam negeri dapat bangkit kembali. (*)