INFO NASIONAL -- Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) berupaya memperbaiki tata kelola perikanan di Indonesia melalui proyek Global Marine Commodities (GMC) yang didanai GEF dan mitranya Sustainable Fisheries Partnership (SFP). Tata kelola ini menjadi penting agar ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dapat kembali bangkit, serta menghindari praktik, penangkapan ikan ilegal, atau illegal fishing kembali terjadi.
Pandemi sangat berdampak besar pada nelayan. Masyarakat yang bergantung pada perikanan menjadi rentan akibat dari status informal kegiatan penangkapan ikan. Semua orang yang bekerja di perikanan yang tidak terkelola, seringkali kekurangan akses ke hak-hak dasar dan komunitas. Nelayan informal berisiko tidak mendapatkan bantuan.
UNDP, melalui proyek GMC berfokus pada Platform Komoditas Laut Berkelanjutan (Sustainable Marine Commodity Platforms/SMCP) mempertemukan otoritas perikanan nasional, nelayan, masyarakat sipil, serta sektor swasta melalui sesi dialog. Diharapkan, upaya ini dapat mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab yang menghambat pengelolaan perikanan target secara berkelanjutan.
Mekanisme pengelolaan bersama partisipatif ini membangun legitimasi keputusan dengan mengintegrasikan suara semua pemangku kepentingan di berbagai tingkat pengambilan keputusan. Selain itu dapat digunakan untuk mengaktifan kembali ekonomi pasca Covid-19.
Fishery Improvement Projects (FIPs) adalah upaya multi-pemangku kepentingan untuk mempromosikan keberlanjutan perikanan yang seringkali dipimpin sektor swasta. Ruang-ruang ini dapat digunakan untuk memprioritaskan formalitas di sektor perikanan dan elemen dasar pengelolaan perikanan seperti pengumpulan data, penilaian stok, serta mitigasi sampingan.
Sejumlah negara yang menerapkan FIP dapat mempromosikan transparansi, kolaborasi, dan berbagi data dalamskenario pasca Covid-19.
Ada pula Supply Chain Roundtables (SRs) yakni ruang multi-pelaku yang mempertemukan pembeli makanan laut untuk mendorong peningkatan perikanan. SRs dapat mengumpulkan informasi penting dalam konteks Covid-19, bertukar pelajaran, berbagi materi sumber daya, dan memberikan saran bisnis oleh pakar dan organisasi kesehatan.
Sebagai contoh kolaborasi, SFP telah menggunakan jaringan pemasok dan pembeli yang luas, serta proyek perbaikan perikanan dan budidaya (FIP dan AIP).
Sektor swasta dapat menunjukkan perannya dengan mempromosikan rangkaian insentif yang tepat selama proses pemulihan. Bisnis yang bertanggung jawab dapat memperluas kolaborasi pra-persaingan untuk mendukung persyaratan kebijakan global yang memengaruhi sebagian besar perikanan tempat mereka terlibat atau bergantung.
Swasta juga dapat mendorong pengelolaan perikanan yang lebih baik sebagai bagian dari tindakan pengaktifan kembali dan memperbarui komitmen menuju sumber yang berkelanjutan.
Semua hal ini merupakan langkah meningkatkan kolaborasi, saling belajar, dan memikirkan kembali strategi sekaligus mempromosikan lebih banyak inovasi di masa depan untuk mengatasi berbagai masalah akibat krisis. (*)