INFO NASIONAL - Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pengembangan vaksin merah putih. Kendati penggunaannya masih lama, pembuatan vaksin tersebut terus berjalan dan sedang menjalani tahap uji coba di laboratorium.
“Kemarin sudah dilakukan pengujian klinik pada hewan coba. Tentu kita mengharapkan vaksin tersebut dapat merangsang terjadinya antibodi pada mencit sehingga nanti kami serahkan pada Biofarma untuk melaksanakan uji klinik vaksin 1, 2, dan 3,” kata Deputi Riset Dasar Eijkman Institute, Profesor Herawati Sudoyo dalam webinar KSIxChange ke-32 pada Selasa, 23 Maret 2021.
Dia berharap masyarakat bersabar menanti hasil uji coba. Pasalnya Eijkman Institute yang bekerja sama dengan Biofarma selaku produsen vaksin tidak ingin tergesa. Hasil terbaik vaksin merah putih yang nanti dihasilkan harus dapat digunakan secara berkesinambungan.
Herawati menambahkan, isu yang patut diperhatikan saat ini adalah mutasi yang terjadi pada virus Covid-19 sehingga mengancam efikasi vaksin. Misalnya varian dari Afrika Selatan (virus Corona B1351) yang menurunkan derajat keampuhan vaksin dari Pfitzer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.
Kemungkinan muncul berbagai varian baru dari virus Corona bukan hal aneh. Virus B1351 hanya satu dari berbagai hasil mutasi yang terjadi. “Virus ini sangat mudah bermutasi karena beradaptasi dengan inang. Kalau inangnya kuat, virus ini berusaha mencari celah agar bisa tetap menginfeksi,” kata Herawati.
Sebanyak 14 lembaga penelitian di Indonesia, termasuk Eijkman, telah mengunggah varian terbaru yang telah ditemukan ke dalam bank data. Cara ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk menciptakan vaksin yang lebih ampuh. “Ya, tidak ada jalan lain, kita harus melakukan surveillence genomic. Artinya, mempelajari runutan dari informasi genetik virus secara total. Dengan cara demikian dapat diketahui mutasi apa saja yang terjadi pada virus Covid-19,” ucap Herawati.
Pemerintah mendukung penuh upaya pembuatan vaksin merah putih dengan mempersiapkan seluruh proses uji coba hingga ketersediaan alat pendukung pada tahap industri. Kementerian Kesehatan bahkan menargetkan vaksin merah putih siap digunakan secara masif pada 2022. Seraya menanti produk vaksin lokal, saat ini tetap menanti kedatangan vaksin impor secara besar-besaran, yang diharapkan terjadi mulai Juni. Upaya tersebut demi mencapai target vaksinasik kepada 181 juta lebih penduduk Indonesia pada akhir tahun.
“Kami juga sedang membangun platform yang tepat sehingga di saat jumlah vaksin yang datang sangat banyak, kita bisa dengan cepat melaksanakan vaksinasi secara masif kepada jutaan penduduk,” kata dr. Dyan Sawitri, Kepala Seksi Imunisasi Dasar, Subdirektorat Imunisasi, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan.
Sementara itu Dr. Mahesh Prakash selaku Group Leader, Data61, CSIRO Australia mengatakan bahwa vaksin ditujukan kepada golongan prioritas mengingat ketersediaannya belum banyak. “Kita ingin memprioritaskan kepada masyarakat yang paling terdampak. Alternatifnya, kita menyasar kabupaten atau kecamatan yang dampak pandemi sangat siginifikan,” ucapnya.
KSIxChange Ke-32 merupakan salah satu kegiatan reguler KSI (Knowledge Sector Inisiative) yang bertujuan untuk mempromosikan interaksi dan komunikasi yang efektif, serta meningkatkan diskursus publik yang berdasarkan pada penggunaan bukti dalam proses pembuatan kebijakan di Indonesia. KSI adalah kemitraan antara pemerintah Australia yang didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (*)