INFO NASIONAL -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam menyatakan ada delapan kegiatan yang ditawarkan Program Kampus Merdeka. Seluruhnya diyakini dapat mendorong mahasiswa mengeksplorasi kemampuannya, serta memberikan kesempatan lebih fleksibel dalam belajar. “Program Kampus Merdeka diterjemahkan dalam delapan kelompok,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin, 22 Maret 2021.
Nizam menjelaskan, program ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 3 tahun 2020. Pada Pasal 15 Ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pembelajaran dapat dilakukan di dalam program studi dan di luar program studi. Dalam implementasinya, terdapat delapan jenis kegiatan pembelajaran pengganti SKS (satuan kredit semester). Setiap kegiatan dinilai setara dengan 20 SKS atau satu semester tahun ajaran.
Kegiatan pertama yakni pertukaran pelajar antarprogram studi pada perguruan tinggi yang sama. Dapat juga dilakukan pertukaran pelajar dalam program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda.
Nizam menambahkan, program ini memungkinkan pertukaran pelajar dilakukan pada antarprogram studi dengan perguruan tinggi yang berbeda. “Ini juga sangat kita dorong supaya terjadi mobilitas nasional yang kuat dan kesadaran akan Kebhinekaan,” ujarnya.
Kegiatan kedua adalah magang atau praktik kerja. Mahasiswa diharapkan benar-benar terjun langsung dalam profesi yang dikehendaki. Penyetaraan bobot magang atau praktik kerja dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk.
Yaitu bentuk bebas (free form) dengan penyetaraan 20 SKS tanpa penyetaraan dengan mata kuliah. Yang lainnya magang terstruktur (structured form) yang berarti disetarakan dengan 20 SKS beserta penyetaraan mata kuliah yang kompetensinya sejalan dengan kegiatan magang.
Kegiatan berikutnya ialah penelitian oleh mahasiswa di lembaga riset atau pusat studi. Dengan kemampuan berpikir kritis, diharapkan mahasiswa akan lebih mendalami, memahami, dan mampu menerapkan metode riset dengan baik. Melalui program ini, mahasiswa dapat terlibat pada berbagai lembaga penelitian berskala nasional guna mendapatkan pengalaman yang komprehensif. “Jadi ketika menjadi peneliti sudah siap menjadi peneliti yang andal,” kata Nizam.
Keempat adalah asistensi mengajar di satuan pendidikan. Mahasiswa dapat melakukan asistensi di sekolah dasar maupun menengah, berlokasi di kota maupun daerah terpencil. Kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat penguatan literasi pada semua jenjang pendidikan. “Sekaligus mahasiswa itu tersalurkan keinginannya dan punya pengalaman mengajar,” ujar Nizam.
Selanjutnya yakni kegiatan atau proyek kemanusiaan. Mahasiswa yang memiliki jiwa muda, kompetensi ilmu dan minat sosial tinggi dapat menjadi foot soldiers dalam proyek kemanusiaan dan pembangunan lainnya, di Indonesia atau luar negeri.
Kegiatan wirausaha menjadi program keenam. Menurut Nizam, Indonesia memiliki potensi besar dengan perusahaan rintisan (start up) maupun kearifan lokal. Semakin banyak wirausaha, semakin terbuka lebar lapangan pekerjaan.
Kegiatan terakhir adalah membangun desa atau Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang akan memberikan pengalaman berbeda bagi mahasiswa. Ada beberapa model KKNT, yakni KKNT yang diperpanjang, KKNT pembangunan dan pemberdayaan desa, KKNT mengajar di desa dan KKNT free form. “Sebelumnya cuma 1-2 bulan. Sekarang ini full, bisa enam bulan seperti mendampingi pengelolaan dana desa. Tentu akan lebih baik dalam pelaksanaannya,” kata Nizam.(*)