TEMPO.CO, Barito Utara - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah sengaja mengumumkan larangan mudik lebaran 2021 secara lebih cepat. Ia menyebut pemerintah tak ingin kecolongan seperti tahun lalu.
"Pengalaman mudik tahun lalu, libur lebaran walaupun sudah dilarang tapi karena terlambat, maka itu dampaknya besar. Seminggu kemudian sesudah lebaran terjadi peningkatan hampir 90 persen," kata Ma'ruf Amin saat ditemui di Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa, 30 Maret 2021.
Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah menganggap serius pengumuman larangan mudik ini. Jika kembali terlambat, ia mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia bisa naik lagi. Padahal, ia mengatakan saat ini kasusnya bisa lebih terkendali.
"Kita sekarang ini tidak boleh terlalu euforia. Wah ini sudah turun. Kalau tidak, ini bs naik seperti di negara-negara lain. Dan khusus bagi lebaran ini potensinya sangat besar sekali. Melihat tahun lalu seperti itu," kata Ma'ruf.
Pada 26 Maret 2021 lalu, pemerintah telah mengumumkan pelarangan mudik lebaran 2021 sepanjang 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Ia mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan bila ada masyarakat yang mencoba tetap mudik lebaran 2021 sebelum tanggal pelarangan dimulai. "Saya kira sekarang lagi disusun, apa hal-hal yang terjadi kebocoran, mereka yang mendahului tanggal itu. Itu sudah disiapkan penangkalan-penangkalannya," kata Ma'ruf.
Baca: Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Doni Monardo Prediksi 11 Persen Warga Nekat Pulang