TEMPO.CO, Makassar - Salah satu pelaku terduga bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, berinisial L masih berusia 25 tahun. "Jadi pengaruh paham terorisme yang hinggap bisa masuk ke kalangan generasi muda," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar di Makassar, Senin, 29 Maret 2021.
Pelaku bom bunuh diri ini merupakan pasangan suami istri. Menurut dia, tindakan pasangan suami istri ini sudah menjadi menjadi ciri khas korban propaganda jaringan teroris global.
Dua pelaku ini merupakan korban terorisme yang terafiliasi dengan jaringan terorisme di sejumlah negara lalu membentuk sel di negara Indonesia.
Boy Rafli mengatakan virus radikalisme ini hinggap di kalangan anak muda dengan cepat. "Dia tidak kasak mata, tapi lama kelamaan akan ada perubahan dari prilaku. Makanya harus membangun semangat ketahanan keluarga," katanya.
Bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Ahad pagi 28 Maret 2021. Akibat ledakan tersebut, 20 orang keamanan dan jemaah gereja luka-luka. Mereka kini sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Baca juga: Atta Halilintar Kutuk Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar