JAKARTA – Direktur Jenderal PendidikanTinggi (DirjenDikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan perguruan tinggi harus mengantisipasi atau siap dengan lapangan pekerjaan di masa depan.
Pasalnya, setiap revolus iindustri selalu disertai dengan hilangnya kompetensi lama seiring dengan kemajuan teknologi seperti smart computer, artificial intelligence, internet of things, dan big data analytics. Hal ini jugamenyebabkan banyak pekerjaan lama yang hilang dan munculnya pekerjaanbaru.
“Seperti namanya sendiri revolusi industri itu selalu terjadi disrupsi besar sekali, misalnya revolusi industri satu ditemukan mesin uap dan mekanisasi. Jadi pekerjaan lama hilang, dan kompetensi yang dimiliki pekerja sebelumnya digantikan mesin,” ujar Nizam.
Riset McKinsey menyebutkan 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia hilang pada 2020. Dengan revolusi industri 4.0 ini, niscaya akan menciptakan 43 juta lapangan kerja baru. Karena itu, perguruan tinggi harus menyiapkan mahasiswanya untuk menghadapi hal tersebut dengan nilai tambah yang lebih tinggi.“Sehingga dengan membuka ruang yang fleksibel untuk mendapatkan kompetensi tersebut bekerjasama dengan dunia usaha,” kata Nizam.
Nizam menambahkan hal paling penting dalam menghadapi masa depan adalah member kebebasan belajar bagi mahasiswa dengan tetap menanamkan karakter Pancasila dalam program Kampus Merdeka.
Menurut Nizam, program ini dapat menciptakan mahasiswa menjadi pembelajar mandiri, adaptif, kreatif, dan memiliki kemampuan problem solving yang kompleks, multidimensi, multikultural, serta multidisiplin. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi baru melalui kebijakan kebebasan mengambil pelajaran di luar program studinya.
Melalui kebebasan dalam program Kampus Merdeka, mahasiswa dapat memiliki jangkauan yang lebih luas dalam mengembangkan diri.
Selain itu, Nizam menekankan cara untuk mewujudkan hal tersebut melalui bergandengan tangan dengan dunia kerja, baik usaha maupun industri. Menurutnya, dunia pendidikan tinggi harus bekerjasama untuk menyiapkan sumber daya manusia dan inovasii. “Sehingga dengan membuka ruang yang fleksibel untuk mendapatkan kompetensi tersebut bersama-sama dengan dunia usaha dan industri,” ujarnya.
Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, perguruan tinggi harus masuk dalam gerak kemajuan pembangunan sehingga mahasiswa masuk ke dalam pusaran pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, kemajuan pertanian, kemajuan pariwisata, dan kemajuan pembangunan di daerah yang dapat menjadi mata air bagi kemajuan ekonomi di daerah.