TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, M. Rahmad, mengatakan jika kepengurusan KLB Demokrat disahkan Kemenkumham, partainya akan merangkul semua pihak dan 'mencuci pakaian kotor' terkait kasus Hambalang yang menjadi beban di masa datang. Pakaian kotor yang dimaksud adalah pihak-pihak yang bermasalah di Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Yang paling tahu penegak hukum siapa saja yang masih bermasalah di Partai Demokrat. Kita dorong diproses hukum karena kita tidak ingin menutup-nutupi di partai ini, biarkan rakyat tahu, terbuka," ucap Rahmad dalam diskusi Crosscheck, Ahad, 28 Maret 2021.
Ia juga mengungkap alasan memilih konferensi pers di Hambalang beberapa waktu lalu untuk mengingatkan pelaku kudeta sesungguhnya di tubuh Demokrat. "Kita ingin ingatkan rakyat yang melakukan kudeta itu Pak SBY, bukan Pak Moeldoko," kata Rahmad
Rahmad mengatakan, Hambalang merupakan momen dimulainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengkudeta Anas Urbaningrum sebagai ketua umum.
"Kalau lihat rekaman digital, semua lengkap awalnya dari sana yang mengatakan Anas terlibat Hambalang. Setelah kasus dibuka dengan detail dan lebar ternyata jarak Hambalang lebih dekat ke Cikeas (rumah SBY) daripada Duren Sawit (rumah Anas)," katanya.
Menurut Rahmad, jika SBY sejak awal tahu kasus Hambalang akan melibatkan mantan Menpora Andi Mallarangeng, mungkin kasus tersebut tidak akan dibuka habis-habisan.
Alasan lain mengadakan konferensi pers di Hambalang, Rahmad mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat KLB Moeldoko mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan proyek Hambalang yang mangkrak.
Proyek senilai Rp 2,5 triliun itu, kata Rahmad, jangan sampai berakhir menjadi candi. "Bangunan kemarin sudah berlumut, ada yang bocor, rumput tinggi-tinggi. Jadi jangan sampai uang Rp 2,5 triliun milik rakyat menjadi candi Hambalang. Kita dukung penuh Pak Jokowi melanjutkan kembali," kata dia.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra sebelumnya mengatakan konferensi pers kubu Moeldoko di Hambalang itu bentuk rasa frustasi dan putus asa Demokrat kubu Moeldoko. Herzaky menyebut hal itu sebagai bentuk pengalihan isu. "Mereka mau mengalihkan isu dari rentetan kegagalan upaya kebohongan publik yang mereka lakukan selama dua minggu terakhir," kata Herzaky.
FRISKI RIANA
Baca: Demokrat Persilakan Jika Kasus Hambalang Diusut Lagi: Jangan Tebang Pilih