Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sulastri, Penerima PKH Mantap Tekuni Usaha Jahit

image-gnews
Sulastri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Sulastri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Iklan

INFO NASIONAL - Sulastri tampak sibuk merangkai potongan kain yang telah terpola, lalu menjahitnya menjadi pakaian jadi. Perempuan 29 tahun itu makin mantap menekuni profesi sebagai penjahit. Dari kelincahan tangannya merangkai kain perca menjadi pakaian jadi, kini deras mengalir pundi-pundi rupiah.

Ibu dua anak ini merupakan salah satu dari 314 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Tangerang Selatan. Sudah lima tahun ia memulai usaha sebagai penjahit pakaian dari kain perca.

Saat didatangi pada Jumat, 26 Maret 2021, ia mengisahkan perjuangannya menapaki usaha. “Awalnya saya dagang opak keliling sebagai reseller bareng suami dengan sistem bagi hasil,” katanya.

Keliling kampung menjajakan opak digeluti sekitar 3 tahun. Sekitar tahun 2013, Sulastri didatangi pengurus RT untuk menerima program PKH dari Kemensos. “Saya dapat pemasukan tambahan. Selain untuk biaya sekolah, saya tabung dan membeli mesin jahit bekas,” ucapnya.

Sulastri mengaku belajar menjahit secara otodidak. Setelah merasa mantap dengan kemampuannya, ia lantas membeli perangkat mesin jahit tua dengan hasil tabungan yang ia sisihkan dari dana PKH yang diterima setiap bulan.

Berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, Sulastri kini tak perlu berkeliling kampung mencari pelanggan karena ia fokus mengirim pakaian kain perca yang sudah dijahit ke pengepul. Penghasilannya pun meningkat drastis dengan nilai relatif konsisten.

"Dulu jualan opak dapat Rp 50 ribu karena harus bagi hasil. Tapi sekarang dari hasil jahit kain perca bisa dapat Rp 2 juta per bulan," ujar perempuan lulusan SD tersebut.

Merasa sudah berhasil mengangkat perekonomian keluarga kecilnya, Sulastri mengajukan surat pengunduran diri dari PKH pada Maret 2020. "Saya ikut PKH sejak 2013. Itu sudah terlalu lama bagi saya. Bukannya tidak bersyukur, tapi masih banyak yang lebih membutuhkan PKH sehingga saya ingin graduasi mandiri saja," tuturnya.

Namun, niat mulianya itu belum dikabulkan lantaran suami Sulastri diberhentikan dari pekerjaannya akibat pandemi Covid-19. Pendamping PKH yang selama ini membantu Sulastri, tidak ingin terjadi dampak lebih serius bagi beban ekonomi keluarga tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami menerima pengajuan graduasi mandiri dari Bu Sulastri namun kami tahan dulu karena di awal pandemi, suaminya terkena pengurangan karyawan sehingga perekonomian Bu Sulastri dianggap masih belum memadai," kata Heni Rohaeni, pendamping Sulastri.

Kini Sulastri makin mantap dan yakin dengan usaha jahit. Ia akan mengembangkan usahanya dengan menambah SDM dan peralatan. Ia sudah membeli dua mesin jahit dan satu mesin obras. Mesin jahit bekas yang dipakainya di awal merintis usaha, dialihkan ke adiknya yang kini giat menempa keterampilan sama.

Sang adik dan suami direkrut menjadi personil tambahan di usahanya. Kini ia rajin mengajari suaminya menjahit kain perca agar bisa menambah stok hasil pakaian ke pengepul.

“Di rumah sudah ada tiga mesin jahit. Rencananya mau nambah lagi tapi ruangannya kecil,” kata Sulastri. Meskipun usaha jahit kain percanya sudah berjalan lama, Sulastri tak lantas berpuas diri dengan kemampuannya.

Ia juga rutin menjadi peserta di berbagai pelatihan keterampilan, terutama pelatihan menjahit. “Menurut saya pendidikan itu sangat penting. PKH sangat membantu aspek pendidikan kedua anak saya,” kata Sulastri.

Sulastri menambahkan, selama menjadi peserta PKH, ia merasa banyak sekali terbantu oleh pendamping. “Mereka tidak hanya membantu proses pencairan, tetapi yang tidak ternilai adalah banyak memberikan perubahan pada kami untuk berjuang lebih keras keluar dari lingkaran kemiskinan,” ucapnya.

Sulastri merasakan dorongan dan motivasi dari pendamping sosial untuk memutus rantai kemiskinan. “Kami harus sehat, anak harus cerdas bersekolah dan kami pun dibimbing untuk lebih baik,” katanya.

Pendamping sosial juga memperkenalkan manajemen ekonomi dalam keluarga dengan baik. “Bimbingan dan motivasi sosial dari mereka itulah tak ternilai bagi kami,” ucap Sulastri.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.