TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Timika, Saul Wanimbo, mengatakan penembakan terhadap 3 warga Papua berawal ketika TNI menyisir Kampung Bilogai. Ketiga warga yang tewas itu adalah Janius Bagau, Sulaeman Soni Bagau, dan Yustinus Bagau.
Saul mengatakan, insiden berawal ketika ada penembakan terhadap seorang anggota TNI, yakni prajurit Satuan Tugas Yonif R 400/BR Prada Ginanjar Arianda. Tak terima kawannya tewas, TNI mengumpulkan penduduk di halaman gereja.
"Mereka (TNI) tanya macam-macam juga dengan kekerasan. Dipukul, dianiaya, saya juga mendapat laporan betis kanan Janius ditikam. Karena kesakitan, dia (Janius) melarikan diri dengan melompat ke jurang, bersembunyi. Namun saat dia kabur itu, lengannya ditembak," ujar Saul melalui diskusi daring pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Sore harinya, Janius ditemukan oleh keluarga dan warga. Mereka kemudian membawa Janius ke rumah sakit. Namun, sesampainya di rumah sakit, anggota TNI sudah berjaga.
Saat itu, Janius hanya diperbolehkan masuk ke dalam rumah sakit bersama sang istri dan adiknya, Soni. "Di dalam, dia justru tidak ditangani. Tidak ada dokter, tidak ada perawat," kata Saul.
TNI menyatakan ketiga warga Papua yang ditembak merupakan anggota kelompok bersenjata yang berusaha merampas senjata aparat. Saul membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan Janius telah dinyatakan warga biasa oleh Bupati Intan Jaya dan pastor setempat.
Baca juga: Pemimpin Gereja Cerita Kronologi TNI Diduga Tembak Pendeta Yeremia di Papua