TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan baru 15 persen dari keseluruhan sekolah yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
"Ini angka harus naik dan harus naik cepat," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 18 Maret 2021.
Nadiem mengatakan pemerintah telah memperbolehkan sekolah tatap muka terbatas untuk daerah dengan zona hijau atau zona kuning sejak pertengahan 2020. Keputusan untuk membuka sekolah secara terbatas itu diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing.
Kemudian mulai Januari lalu, kata Nadiem, pemerintah kembali memperbolehkan pemerintah daerah mengakselerasi sekolah tatap muka terbatas. Ia menyebut ini demi mengakomodasi peserta didik yang tak memiliki akses untuk pembelajaran jarak jauh, misalnya mereka yang tidak mempunyai gawai.
Kenyataannya, kata dia, sekolah di daerah dengan dua zona ini belum sepenuhnya melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Nadiem merinci, baru 56 persen sekolah yang melakukan tatap muka terbatas di daerah zona hijau, sedangkan di zona kuning baru 28 persen.
"Berarti ini adalah keputusan pemda untuk belum yakin buka sekolah atau berbagai macam alasan lainnya. Ini yang tidak bisa terus berlanjut," kata Nadiem.
Nadiem menargetkan semakin banyak sekolah yang menggelar tatap muka terbatas. Salah satu caranya melalui vaksinasi Covid-19 terhadap guru-guru dan tenaga pendidik yang ditargetkan rampung pada Juni mendatang.
"Ini angka harus naik dan harus naik cepat, makanya dengan vaksinasi ini adalah salah satu solusi," ujar dia.
Saat vaksinasi Covid-19 sudah rampung, Nadiem melanjutkan, semua sekolah harus mulai memberikan opsi pembelajaran tatap muka. Meski begitu, Nadiem mengatakan keputusan mengirim atau tak mengirim anak ke sekolah tetap menjadi kewenangan orang tua siswa.
Baca juga: Jokowi Berharap Sekolah Bisa Buka Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pada Juli