INFO NASIONAL - Kaum perempuan didorong meningkatkan perannya pada tiga sektor sebagai sumbangsihnya untuk masyarakat. “Kami mendorong peneliti perempuan berperan di sektor kebencanaan, kesehatan, dan humanoria sosial,” ujarMenteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang P. S. Brodjonegoro dalam webinar bertajuk “KSIxChange#31: Tantangan Peneliti Perempuan di Masa Pandemi Covid-19” pada Selasa, 3 Maret 2021.
Menurut Menristek, prediksi peningkatan partisipasi perempuan dalam tiga sektor tersebut pada 2025dapat menghasilkan tambahan aktivitas ekonomi sebanyak 62 miliar dolar AS atau setara Rp 890 triliun, dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,9 persen.
Untuk meningkatkan peran peneliti perempuan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagai langkah afirmasi, yakni mendorong kaum perempuan pada konsorsium riset dan inovasi untuk menyelesaikan tantangan di masa pandemi, mendorong para peneliti perempuan di kalangan akademisi dalam menghadapi gelombang globalisasi, serta mendorong keterlibatan kaum perempuan.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, terjadi peningkatan peran peneliti perempuan dalam aktivitas riset dan inovasi. Didapati, jumlah usulan proposal penelitian sepanjang 2020 dan 2021 mengalami kenaikan sebanyak 53 persen kaum perempuan dibanding tahun sebelumnya 46 persen. Begitu jugajudul penelitian kaum perempuan yang mendapat pendanaan dari 54 persen di 2020 naik menjadi 55 persen pada tahun ini.
Berbagai pihak telah memberikan apresiasi peran peneliti perempuan. Misalnya pada ajang L’Oreal Women in Science 2019 menobatkan Widiastuti Karim dari Universitas Udayana, Ayu Savitri Nurinsiyah dan Osi Arutanti dari LIPI, dan Swasmi Purwajanti dari BPPT. Dua peneliti lainnya yaitu Euis Holisotan Hakim dari ITB dan Puspita Lisdiyanti dari LIPI menjadi pemenang Habibie Prize 2020.
Menurut Menristek, kontribusi perempuan selama pandemi sangat besar dalam mengelola risiko wabah Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan dan menjadi penyelamat ekonomi keluarga. “Setelah pandemi bisa diatasi, jangan kaget jika nanti muncul bisnis-bisnis baru yang dimiliki kaum perempuan,” kata Menristek.
Sektor pendidikan juga turut meningkatkan peran kaum perempuan. Salah satu kebijakan dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 yakni meningkatkan peran perempuan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). “Penting untuk meningkatkan peran perempuan di bidang STEM karena ada stigma STEM bukan tempat yang cocok untuk perempuan,” ujar Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Aris Junaidi.
Paparan Aris merujuk pada data UNESCO Tahun 2017 yang menunjukkan partisipasi perempuan di bidang STEM hanya 52 persen, sedangkan yang melanjutkan ke program doktoral hanya 35 persen.
Kemdikbud yang tengah menggiatkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan menciptakan suasana kampus yang Sehat, Aman, dan Nyaman (SAN). “Kami sangat mengapresiasi upaya Kemendikbud untuk memerdekaan kampus melalui program MBKM yang membuka interaksi antardisipilin,” kataKetua Pusat Kajian Literasi Universitas Negeri Semarang, Dr. Zulfa Sakhiryya .
KSIxChange#31 digelar untuk memperingati Hari Perempuan Internasional 2021. KSIxChange adalah diskusi interaktif yang diinisiasi Knowledge Sector Initiative (KSI), kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia dengan pendanaan dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.
KSIxChange yang digelar minimal sekali dalam sebulan bertujuan untuk mendukung pelaksanaan program pemerintah melalui peningkatan diskursus publik yang berdasarkan penggunaan bukti dalam proses pembuatan kebijakan. (*)