INFO NASIONAL - Kementerian Sosial (Kemensos) secara berkelanjutan terus memperkuat pemberdayaan sosial masyarakat yang tinggal di kawasan terluar, terpencil dan tertinggal (3T). Selain mengintervensi melalui program pemberdayaan, kini Kemensos tengah mendorong perbaikan prasarana untuk warga 3T.
Untuk itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini telah bertemu dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhonny G. Plate. Dalam pertemuan tersebut, Mensos menjajaki kemungkinan ditingkatkannya jalan dan jaringan internet di wilayah 3T.
Baca Juga:
“Pak Menteri Kominfo sudah menyanggupi untuk membantu menyediakan sambungan internet untuk daerah-daerah terpencil yang nanti akan kami tentukan bersama. Jadi nanti di kawasan Suku Anak Dalam di Jambi akan dibuka sambungan internet. Selanjutnya juga akan dibuka di NTT dan di Papua. Demikian juga dengan akses transportasi sudah mendapat dukungan dari Pak Menteri Perhubungan,” kata Mensos di Jakarta.
Dengan terwujudnya koneksitas, Mensos meyakini adanya peluang kemajuan bagi daerah 3T yang juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Seperti beras, nantinya, saudara-saudara kita di Merauke, tidak perlu mendapatkan beras dari Jawa. Namun hanya perlu mengambil dari NTT, sehingga harganya lebih murah,” kata Risma.
Saat hadir memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional Penanggulangan Bencana di Jakarta, pada 9 Maret lalu, Mensos memaparkan strategi yang dilakukan untuk memperkuat akses warga 3T. Mensos menyatakan dirinya terus mencari jalan agar dalam jangka pendek mengurangi beban masyarakat miskin dan rentan, termasuk warga 3T.
Baca Juga:
Dalam kunjungannya ke warga Suku Anak Dalam (SAD) beberapa waktu lalu, Mensos menyalurkan bantuan kambing dan aneka bibit palawija. “Bantuan kambing kami berikan sepasang untuk satu keluarga,” katanya.
Dengan bantuan ini, Risma berharap warga di kawasan 3T bisa mendapatkan alternatif mata pencaharian di tengah pandemi. Selain itu, Kemensos kini juga tengah secara gencar melakukan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memastikan bantuan sosial bisa tersalurkan secara tepat sasaran.
Secara berkesinambungan, Kemensos melakukan intervensi kepada warga SAD. Tahun 2019, tercatat Kemensos menyalurkan bantuan lele kualitas ekspor, kambing Jawa dan ayam kampung. Bantuan ini diberikan sekaligus dengan pendampingan sehingga diharapkan mereka bisa mengelola usaha mandiri, dengan menyiapkan mata pencaharian alternatif (MPA).
Dengan demikian SAD tidak lagi bergantung semata-mata pada daya dukung alam yang semakin menurun. Bantuan disalurkan di lokasi KAT Pematang Kolim, Desa Gurun Tuo, Mandiangin, Sarolangun, Jambi pada Oktober 2019. Bekerja sama dengan Program CSR Petrochina International Jabung Ltd, Kemensos juga menyediakan fasilitas air bersih, layanan kesehatan, dan sarana belajar dengan nilai bantuan sebesar Rp. 1.233.981.000.
Mendukung penurunan angka kemiskinan, Kemensos juga memfasilitasi warga SAD mendapatkan data kependudukan (KTP dan KK) sehingga mereka bisa terakses bantuan sosial. Di masa pandemi, Kemensos melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan telah menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi 2.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 32 desa bagi SAD.
Bila dirunut, tahun 2015 Kemensos telah meresmikan bantuan berupa rumah untuk 41 Kepala Keluarga (KK) SAD di Kabupaten Sarolangun dan Merangin, Jambi. Terdapat 23 rumah SAD di Desa Pulau Lintang, Kabupaten Sarolangun dan 18 KK SAD.
Pada tahun 2015 itu, Kemensos mengaktivasi aliran listrik dari energi pembangkit listrik tenaga surya daya 400 VA. Alat yang dipasang di setiap rumah itu pun mampu bertahan hingga 10 tahun. Selain penerangan, juga diberikan televisi, parabola, kipas angin, baterai lithium serta filter air siap minum.(*)