TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkap alasan pelibatan anggota TNI-Polri sebagai tenaga pelacak (tracer) Covid-19. Kepala BNPB ini menyatakan sebagian dari anggota TNI-Polri memiliki latar belakang tenaga kesehatan.
Doni mengatakan unsur hukum dan ketahanan negara tersebut juga memiliki satuan yang membidangi masalah kesehatan. Contohnya ialah pada TNI di tingkat Kodim dan Korem yang beberapa diantaranya telah memiliki rumah sakit.
"Kemudian sejumlah Babinsa adalah orang-orang yang punya latar belakang sebagai perawat. Pengalaman sebagai perawat ini tidaklah sulit untuk dilatih sebagai tracer (pelacak)," ujar Doni dalam gelar wicara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Doni mengatakan hal ini wajar saja, mengingat beberapa negara saat ini memobilisasi unsur militer untuk bisa menjadi pelacak. Selain itu Doni menganggap melatih para anggota TNI-Polri tidaklah sulit karena mereka sudah dilatih, dan diseleksi dari awal penerimaan.
Pelacakan pada warga terpapar Covid-19 juga akan mudah mengingat mereka ada di seluruh kabupaten, kota, kecamatan, bahkan sampai tingkat desa. Oleh sebab itu, kehadiran TNI-Polri sebagai petugas tracer adalah satu langkah yang sangat tepat.
"Jadi bapak presiden melibatkan petugas TNI dan Polri, Panglima dan Kapolri sudah memberikan dukungan yang luar biasa, bahkan sudah melepas mereka," ujar Doni.
Untuk saat ini, Doni Monardo mengungkap tugas ke depan Satgas Penanganan Covid-19 adalah bagaimana meningkatkan kemampuan TNI-Polri untuk melatih sejumlah relawan-relawan di berbagai daerah, yang sudah bergabung dalam tim tracer yang telah disiapkan.
Baca juga: Kemenkes Pastikan Personel TNI yang akan Tracing Covid-19 Sudah Terlatih