Untuk itu, Wiku mengingatkan, menerapkan protokol kesehatan tetap yang utama harus dilakukan. "Perlu diingat, semakin sedikit keberadaan mutasi virus, maka semakin efektif vaksin yang sedang kita kembangkan ini dapat bekerja dengan baik," ujar dia.
Hasil temuan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, jumlah Whole Genum Sequencing (WGS) berjumlah 495 dengan 471 diantaranya WGS komplit. Di Indonesia, sejak April 2020 hingga Februari 2021, seluruh WGS yang dilaporkan bervarian D614G. Teranyar, data pelaporan WGS terbaru oleh Balitbangkes, menunjukkan ada 2 WGS yang memiliki varian B117 dari sampel yang diambil dari bulan Februari 2021.
Sampel itu ternyata milik dua warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Keduanya berinisial M, warga Kecamatan Lemahabang, dan A warga Kecamatan Pedes. Keduanya merupakan perempuan pekerja migran yang baru datang dari Arab Saudi. M tiba di Indonesia pada 28 Januari. Tiga hari berselang, A tiba di Tanah Air.
Dua orang tersebut sempat menjalani karantina di Wisma Pademangan, Jakarta Utara, selama lima hari, saat pertama tiba. Mereka juga menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) lalu dinyatakan terjangkit virus corona dengan status orang tanpa gejala.
Karena terjangkit virus, masa karantina mereka diperpanjang hingga dinyatakan negatif corona sesuai dengan hasil tes usap. Kini, hasil tes swab mereka telah dinyatakan negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang.
Presiden Jokowi mengimbau masyarakat tidak khawatir berlebihan dengan ditemukannya varian baru Covid-19 di Indonesia. Menurut Jokowi, belum ada penelitian yang menunjukkan varian baru virus ini lebih mematikan.
Baca juga: Jokowi: Belum Ada Penelitian Menunjukkan Varian Baru Covid-19 Lebih Mematikan
DEWI NURITA