TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi menceritakan lobi-lobi ulama sepuh itu di balik keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencabut beleid yang melegalkan investasi miras untuk daerah-daerah tertentu. Beleid tersebut sebelumnya tertera dalam Lampiran Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
Masduki menyebut, Ma'ruf melakukan sejumlah langkah agar aturan kontroversi soal miras itu dicabut. "Kiai Ma'ruf saya kira dalam tiga hari terakhir melakukan banyak langkah-langkah yang bagaimana agar bisa presiden mencabut. Tapi, memang sengaja Kiai Ma'ruf tidak mau berbicara, karena tidak ada gunanya berbicara dengan pers pada saat-saat seperti ini," ujar Masduki lewat sebuah rekaman suara yang dikirim ke grup wartawan, Rabu, 3 Maret 2021.
Menurut Masduki, Ma'ruf sebelumnya tak tahu-menahu akan terbitnya aturan investasi miras itu. Ma'ruf disebut kaget juga setelah beleid itu ramai dikritik. Ma'ruf sebagai bekas Rais Am PBNU dan Ketua Umum MUI didesak mendorong presiden mencabut Perpres tersebut.
"Jadi memang Kiai Ma'ruf sangat terjepit dalam posisi ini. Itulah sebabnya Kiai Ma'ruf melakukan langkah-langkah secara internal," ujar Masduki.
Baca: MUI Puji Jokowi Cabut Perpres Investasi Miras
Dalam rapat terbatas pada Ahad lalu misalnya, kata Masduki, Ma'ruf membahas soal miras ini. Dalam ratas tersebut, lanjut dia, sejumlah menteri setuju agar lampiran Perpres soal investasi miras tersebut dicabut.
"Langkah lain yang dilakukan, menghubungi sejumlah menteri bagaimana agar sampai kepada Bapak Presiden. Dan akhirnya juga sebelum presiden mengumumkan, terjadi pembicaraan empat mata antara presiden dan wakil presiden membahas masalah ini," ujar Masduki.
Masduki mengaku lega setelah Presiden Jokowi memutuskan mencabut lampiran Perpres soal investasi miras tersebut, sebab Ma'ruf Amin sebagai ulama paling banyak diserang. "Kiai Ma'ruf justru adalah orang yang paling sangat tersudut dengan lahirnya ini. Dan Kiai Ma'ruf tidak tahu. Tiba-tiba saja ke luar ketentuan seperti ini," tuturnya.
DEWI NURITA