TEMPO.CO, Jakarta - Ada empat merek vaksin Covid-19 yang disebut bakal digunakan dalam program vaksinasi gotong royong alias vaksinasi mandiri. Empat vaksin tersebut ialah vaksin dari produsen Sinopharm, Moderna, Sputnik, dan Johnson & Johnson.
Vaksin Covid-19 tersebut diperkirakan akan tiba pada medio Maret ini. "Iya, betul," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Senin, 1 Maret 2021.
Merek vaksin untuk vaksinasi mandiri ini berbeda dengan yang dipakai untuk program vaksinasi Covid-19 pemerintah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksin pemerintah ada empat, yaitu vaksin Sinovac dari Cina, AstraZeneca dari Inggris, Pfizer asal Jerman-Amerika, Novavax dari Amerika.
Menkes Budi Gunadi menyatakan pembedaan jenis vaksin ini dilakukan agar tidak mengganggu jalur distribusi vaksin nasional. Aturan soal itu juga sudah diatur dalam Pasal 7 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021.
"Mereknya tidak boleh sama supaya tidak terjadi saingan rebutan suplai. Jadi dipastikan suplainya adalah tambahan dari sumber-sumber produsen vaksin di seluruh dunia di luar empat yang pemerintah sudah dapat," kata Menkes Budi, kemarin.
Baca juga: Soal Vaksinasi Mandiri, Epidemiolog: Terlalu Dini
Untuk vaksinasi mandiri, PT Bio Farma (Persero) menentukan produsen mana yang digunakan. Jika sudah ditentukan, harga vaksin mandiri ini baru akan ditetapkan setelah adanya pertemuan antara pihak Bio Farma dengan produsen vaksin. Untuk itu, kata Budi, pemerintah saat ini juga belum bisa menetapkan batas harga vaksin mandiri.
"Jadi, pemerintah belum bisa menentukan harga batas atas dan bawah dari vaksin tersebut. Kalau sudah diajukan (Bio Farma), kami akan melihat dan menentukan harganya berapa," ujar mantan Wakil Menteri BUMN ini soal vaksin Covid-19 untuk vaksinasi mandiri.
DEWI NURITA