Kusto yang baru menjabat tahun 2018 lalu merupakan salah satu orang kayak mendadak karena mendapatkan uang ganti lahan satu miliar lebih. Menurutnya, uang pergantian tanah dan bangunan yang sudah cair, sebanyak 386 bidang, Jumlah warga desa sebanyak 1.156 jiwa atau 362 kepala keluarga. Sekitar bulan Juli desa ini akan tinggal kenangan. Dia menceritakan uang pergantian tanah dan bangunan dari Pemerintah cukup lumayan, satu meter persegi bisa dihargai sekitar 322-366 ribu, tergantung lokasi dan NJOP tanah. Sawah diawal pergantian 100 ribu rupiah per meter, harga ini tentu sangat sesuai, karena selama ini di desa tersebut harga sawah perbata (14 meter persegi) hanya di jual sekitar 750-1 jutaan.
Dia sendiri mendapat ganti rugi rumah dan bangunan seluas 305 meter persegi, 2 bidang tanah dan tanaman luasnya mencapai 750 meter persegi di lokasi strategis. “Saya tidak membeli mobil karena sudah punya, motor juga punya, jadi uangnya ditabung di bank untuk sekolah anak,” jelasnya. Kebetulan awal bulan Maret dia akan menikahkan anaknya yang bekerja di Jakarta, ya resepsi pernikahan pertama sekaligus terakhir di desa tanah kelahirannya yang sudah ditempati selama 51 tahun.
Menurutnya Pemerintahan desa Kawungsari akan dipindahkan sementara ke Desa Sukarapih, tata kelola desa sedang dipersiapkan termasuk lahannya yang diatur oleh Pemkab Kuningan. Karena bedol desa, seluruh wilayah akan menjadi dasar bendungan, warga diberi fasilitas perumahan tipe 28 di desa Sukarapih yang saat pengerjaannya baru 40 persen. Sedangkan pemakaman umum desa tersebut tidak terkena dampak karena berada di posisi bukit. “Warga saya sedih karena rumah yang tadinya besar dan halamanya luas jadi rumah tipe 28, tapi mereka gembira dapat uang, informasinya sudah 300 motor dan 20an mobil dibeli mereka.”
Ketika Tempo mengunjungi kantor Bendungan Kuningan seorang penjaga yang tidak ramah melarang untuk memotret desa yang bakal ditenggelamkan dengan alasan tidak jelas , begitu juga ketika mencoba meminta ijin masuk ke bakal lokasi Bendungan Kuningan, seorang penjaga menyebutkan harus ijin dulu ke pihak keamanan di Koramil Cibeureum dan ijin dari Instansi yang sedang membangun bendungan ini.
Bendungan Kuningan direncanakan tahun 2013 lalu baru terealisasi sekitar tahun 2018 dengan menelan biaya APBN sebesar 519 miliar. Seharusnya selesai tahun 2020 namun karena kendala ganti uang lahan pencairan danapun tertunda. Bendungan ini akan mendapatkan pasokan air dari Sungai Cijangkelok dan dapat mengaliri sawah seluas 1.000 hektar di kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan 2.000 hektar di kabupaten Brebes Jawa Tengah.
DEFFAN PURNAMA